Bocah 13 Tahun Jadi Manusia Pertama yang "Tamatkan" Game Tetris

5 Januari 2024 7:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bocah berusia 13 tahun bernama Willis Gibson, alias "blue scuti", menjadi manusia pertama yang "menamatkan" game Tetris. Foto: Willis Gibson via AP
zoom-in-whitePerbesar
Bocah berusia 13 tahun bernama Willis Gibson, alias "blue scuti", menjadi manusia pertama yang "menamatkan" game Tetris. Foto: Willis Gibson via AP
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kalinya video game Tetris yang telah dirilis sejak lama berhasil diselesaikan oleh bocah berusia 13 tahun. Willis Gibson "menamatkan" permainan itu di level 157.
ADVERTISEMENT
Gibson, alias 'blue scuti', berhasil mencapai tahap permainan Tetris gak bisa dilanjutkan. Dunia game menyebutnya 'kill screen' (layar mati), kondisi kode Tetris mengalami glitch dan permainan menjadi crash alias berhenti beroperasi.
“Saat saya mulai memainkan game ini, saya tidak pernah menyangka akan membuat game ini crash atau mengalahkannya,” kata Gibson di kanal YouTube-nya. “Ini merupakan rekor dunia secara keseluruhan.”
Tetris tidak seperti game pada umumnya yang bisa tamat. Permainan bergenre puzzle ini tidak memiliki akhir. Itu mengapa gamer terus menyusun balok-balok yang berjatuhan di Tetris bukan untuk mencapai skor tertinggi atau mentok 999.999, tapi sampai sistem menyerah.
Dan itu akhirnya dicapai oleh Gibson pada 21 Desember 2023. Anak laki-laki itu berhasil memicu kill screen di level 157, yang dianggap oleh komunitas game sebagai kemenangan di Tetris.
ADVERTISEMENT
"Selamat kepada 'blue scuti' atas pencapaian luar biasa ini, suatu prestasi yang melampui semua batasan yang ada dalam permainan legendaris ini," kata CEO Tetris, Maya Rogers, dalam pernyataan resmi, dikutip dari AP.
Rogers menambahkan, Tetris akan merayakan hari jadinya yang ke-40 pada tahun ini. Kemenangan Gibson di Tetris disebutnya sebagai "pencapaian monumental."

Soal Tetris yang tak memiliki level terakhir

Tetris sudah ada sejak 1985. Dia diciptakan oleh pengembang aplikasi asal Uni Soviet (sekarang Rusia) Alexey Pajitnov, yang kemudian mendunia di era konsol game Nintendo Entertainment System (NES).
Selama bertahun-tahun banyak orang percaya bahwa level 29 –saat permainan berjalan dengan kecepatan maksimal– adalah level terakhir di Tetris. Setelah puluhan tahun berekperimen dengan beragam metode, akhirnya para pemain mampu mencapai level tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun kill screen yang diharapkan malah tak kunjung ditemukan. Sebaliknya, para pemain justru mengalami kesulitan dengan warna balok berubah menjadi tidak biasa seiring bertambahnya level.
Lalu, mengapa Tetris yang dimainkan Gibson bisa kill screen?
“Kode game mulai kacau pada level yang sangat tinggi, karena tidak ada seorang pun yang bisa mencapai level sejauh ini, dan akhirnya terjadi glitch saat game beralih dari membaca instruksi dari kode menjadi membaca RAM seolah-olah itu adalah kode,” jelas David MacDonald, YouTuber dengan nama kanal aGameScout.
“Jika kekacauan yang dihasilkan menciptakan perintah berhenti, itu akan merusak permainan sepenuhnya, sehingga disebut sebagai ‘kill screen' yang sebenarnya.”
Komunitas Tetris, kata MacDonald, pernah mencoba meneliti kapan sebenarnya layar Tetris mengalami fase yang disebut kill screen. Mereka menemukan itu terjadi saat permainan memasuki level 155, yang berarti kode game mulai berjalan tidak efisien.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, permainan Tetris mencapai kill screen sempat terjadi pada 2021 lalu. Sayangnya, itu dilakukan oleh bot berteknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), bukan manusia.
Namanya StackRabbit, bot yang dirancang oleh programmer Greg Cannon untuk memainkan dan menamatkan Tetris. StackRabbit mampu melangkah lebih jauh, dan menyelesaikan level paling sulit di permainan tersebut.
AI itu sukses melewati level 235 dan melaju hingga level 237, di mana saat itu permainan tiba-tiba berhenti dan membeku seluruhnya alias kill screen. Karena StackRabbit adalah bot, pencapaiannya jelas tidak sebanding dengan yang digapai blue scuti.