Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan uji coba BluePass kepada para pegawainya untuk melakukan tracing atau pelacakan kontak erat pasien positif corona. Alat BluePass ini sudah digunakan terlebih dahulu di Singapura.
ADVERTISEMENT
BNPB akan menerima 520 unit BluePass yang dipinjamkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Singapura. Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo, mengatakan, Singapura sangat terbuka untuk kerja sama pengembangan alat BluePass untuk tracing kontak erat pasien COVID-19 demi menekan angka kasus penularan.
"Singapura sangat terbuka untuk kerja sama. Bulan depan Mudah-mudahan bisa dievaluasi dan disiapkan aturan kebijakan kalau mau diterapkan di beberapa daerah,” kata Tommy, panggilan akrab Suryopratomo.
Menurutnya, BluePass sudah diuji coba terlebih dahulu kepada seluruh pegawai KBRI Singapura. Alat BluePass sendiri dikembangkan oleh D’Crypt, perusahaan teknologi yang didanai Temasek Holdings.
"Polytron yang membuat chips di dalamnya. Casingnya dibuat di Batam, tapi perusahaan Amerika. Teknologinya yang mengembangkan D’Crypt Singapore. D’crypt didanai Temasek," jelasnya kepada kumparanTECH.
ADVERTISEMENT
Cara kerja BluePass terlihat sederhana dan aman. Alat ini menggunakan teknologi Bluetooth Low Energy (BLE) yang dianggap cocok untuk pelacakan kontak. Selain aman digunakan, teknologi BLE ini hemat energi dan membuat baterai BluePass dapat bertahan 12 bulan.
Berikut adalah tahap-tahap cara kerja BluePass yang akan diuji coba di Indonesia.
ADVERTISEMENT
BluePass bekerja tanpa GPS, sehingga tidak akan melacak keberadaan pengguna. Alat ini juga tidak mengharuskan pengguna memiliki aplikasi khusus di ponsel mereka. Pengguna BluePass bisa langsung digunakan oleh pengguna secara otomatis, setelah dikonfigurasi oleh petugas saat pemakaian pertama.