Cara Pantau Hotspot Karhutla di Indonesia Lewat LAPAN

17 September 2019 13:20 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Monitoring hotspot karhutla oleh LAPAN. Foto: LAPAN
zoom-in-whitePerbesar
Monitoring hotspot karhutla oleh LAPAN. Foto: LAPAN
ADVERTISEMENT
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya di sebagian Sumatra dan Kalimantan. Dampak dari karhutla itu sudah sangat mengkhawatirkan dan membahayakan.
ADVERTISEMENT
Efek Karhutla tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar saja, melainkan sudah menyebar hingga negara tetangga. Hewan-hewan dan habitatnya pun ikut terdampak karhutla yang kian hari semakin parah.
Pemerintah dibantu dengan lembaga lainya, serta masyarakat sekitar bahu-membahu untuk menanggulangi karhutla yang terjadi. Ada banyak titik api atau hotspot dari karhutla yang tersebar di beberapa wilayah.
Untuk mendeteksi hotspot karhutla, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyediakan citra satelit khusus pendeteksi kebakaran yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia. LAPAN menggunakan satelit penginderaan jauh, Terra-MODIS, Aqua-MODIS dan Suomi NPP-VIIRS untuk deteksi hotspot. Tautan pemantauan itu bisa dilihat di sini.
Ilustrasi kebakaran hutan. Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Dikutip dari Panduan Hotspot yang dikeluarkan oleh LAPAN, informasi dari citra satelit itu akan diolah melalui jaringan VPN dari stasiun bumi Parepare-Pekayon dan Rumpin-Pekayon ke Pusat Pengolahan dan Pengelolaan Data (BDPJN) untuk diolah menghasilkan informasi hotspot. Informasi hotspot rata-rata dihasilkan dalam 1,5 jam.
ADVERTISEMENT
Ada tiga tingkatan selang kepercayaan atau confidence level yang menunjukkan tingkat kepercayaan, bahwa hotspot yang dipantau dari data satelit merupakan benar-benar kejadian kebakaran yang sebenarnya di lapangan.
Semakin tinggi selang kepercayaan, maka semakin tinggi pula potensi bahwa hotspot tersebut adalah benar-benar karhutla yang terjadi. Ada tiga kelas tingkat kepercayaan dalam citra satelit hotspot LAPAN.
- Tingkat kepercayaan hotspot C < 30 persen artinya selang kepercayaan rendah dan tindakan yang diharapkan yaitu perlu diperhatikan.
- Tingkat kepercayaan hotspot C < 80 persen artinya selang kepercayaan nominal dan tindakan yang diharapkan yakni waspada.
- Tingkat kepercayaan hotspot C < 100 persen artinya selang kepercayaan tinggi dengan tindakan segera penanggulangan.
Karhutla di Sumatra dan Kalimantan
ADVERTISEMENT
Dalam pantauan kumparan menggunakan citra satelit LAPAN pada Selasa (17/9) pukul 13.00 WIB, ada 462 hotspot karhutla di kategori C < 100 persen. Sebagian besar hotspot itu berada di wilayah Sumatra dan Kalimantan.
Monitoring hotspot karhutla oleh LAPAN. Foto: LAPAN
Karhutla di wilayah Kalimantan terdeteksi terjadi di Kalimantan Timur, Kalimantan, Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Sementara di wilayah Sumatra, berada di Sumatra Barat dan Sumatra Selatan.
Meski satelit dapat mendeteksi hotspot karhutla, LAPAN juga menjelaskan jumlah titik hotspot, bukanlah jumlah kejadian karhutla yang terjadi, melainkan menjadi indikator. Satelit bisa mendeteksi dua kejadian kebakaran dalam radius 500 meter, yang akan ditangkap menjadi hanya satu hotspot.
Ciri-ciri hotspot yang benar-benar terjadi karhutla, biasanya ditunjukkan dengan hotspot bergerombol, hotspot disertai dengan asap, dan titik hotspot terjadi berulang.
ADVERTISEMENT