CEO Fabelio Tanggapi Isu Ormas as a Service: Janji Bayar Gaji Karyawan

15 Desember 2021 6:47 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Startup retail furnitur Fabelio. Foto: Fabelio
zoom-in-whitePerbesar
Startup retail furnitur Fabelio. Foto: Fabelio
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Co-founder sekaligus CEO Fabelio, Marshall Tegar Utoyo, akhirnya buka suara soal isu memaksa karyawan resign hingga keterlambatan gaji yang menerpa perusahaannya. Kepada kumparanTECH, Marshall menjelaskan bahwa perusahaannya memang sedang mengalami kesulitan finansial akibat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa pekan terakhir, Fabelio jadi sorotan di media sosial usai karyawannya mengeluh hak mereka — mulai dari gaji hingga asuransi — belum dibayarkan oleh perusahaan sejak September 2021.
Isu ini semakin berkembang seiring munculnya petisi online dari karyawan yang menuntut hak mereka dibayarkan dan semakin banyaknya laporan dari media di dalam dan luar negeri.
“Saya pikir (masalah) ini terjadi pada semua karyawan. Hal ini tentu merugikan kami dan keluarga kami. Saya perlu meminjam uang di sana-sini hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga saya,” kata seorang karyawan Fabelio kepada KrASIA, salah satu media pertama yang mengangkat isu ini.
Terbaru, perusahaan retail furnitur itu juga dilaporkan memaksa karyawan untuk mengundurkan diri dengan menggunakan jasa ancaman ormas. Pada akhirnya, Fabelio semakin menyita perhatian publik, di mana sejumlah akun meme secara satir menyebut perusahaan telah menciptakan model bisnis baru bernama 'Ormas (organisasi masyarakat) as a Service' atau OaaS, pelesetan dari Software as a Service (SaaS).
ADVERTISEMENT
Menanggapi isu tersebut, CEO Fabelio, Marshall Tegar Utoyo, membantah bahwa perusahaannya telah memaksa karyawan untuk menyetujui resign dengan menggunakan jasa ormas.
“Kami enggak ada paksaan sama sekali dari pihak kami. Justru kami beritikad baik untuk melaksanakan kewajiban,” kata Marshall dalam sebuah wawancara dengan kumparanTECH, Selasa (14/12).
Marshall mengakui Fabelio telah menunggak gaji dan benefit lain yang menjadi hak karyawannya. Masalah itu dialami oleh semua karyawan di setiap level.
“Manajemen kalau di startup istilahnya kami 'kan kerja buat investor juga. Jadi ini bukan perusahaan saya 100 persen,” jelasnya.

Penjualan Fabelio turun karena COVID-19, janji bayar gaji usai dapat pendanaan

Saat ini, Fabelio mengalami kesulitan finansial. Mereka menunggak kewajiban gaji karyawan, pembayaran ke vendor, hingga mengalami keterlambatan pengiriman produk pesanan kepada konsumen.
ADVERTISEMENT
Tata kelola manajemen yang kurang baik membuat Fabelio menumpuk masalah dalam organisasi. Dana investasi kini merupakan sumber finansial yang diandalkan Fabelio untuk membayar kewajiban mereka kepada karyawan, vendor, hingga mendanai kebutuhan operasional.
Sejak memasuki 2021, Fabelio tidak bisa lagi mengandalkan hasil penjualan untuk membayar gaji karyawan. Penjualan turun drastis karena toko offline harus tutup selama masa PPKM COVID-19 di Jawa dan Bali. Fabelio juga tidak membuka toko baru sejak awal 2020.
Untuk memenuhi kewajiban perusahaan atas gaji karyawan, Fabelio sempat menjual beberapa asetnya, kata Marshall.
Startup retail furnitur Fabelio. Foto: Fabelio
Menurut situs web perusahaan, Fabelio memiliki sembilan showroom fisik di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya. Satu showroom yang terletak di Alam Sutra, Tangerang Selatan, masih beroperasi, sementara yang lain harus tutup sampai batas waktu yang belum ditentukan, menurut pengelola akun bisnis WhatsApp Fabelio.
ADVERTISEMENT
“Kami enggak bisa bersandar sepenuhnya pada sales, karena sales-nya turun, kecil sekali karena ada Covid. Tahun 2021 ini ada (corona varian) Delta dan lain sebagainya. Kita enggak bisa buka sama sekali,” ujar Marshall.
“Pada saat 2020, kami bisa survive karena kami baru dapat pendanaan pada waktu itu. Tapi, itu juga enggak kerasalah,” jelasnya, merujuk kepada pendanaan Seri C senilai Rp 127 miliar yang didapatkan Fabelio pada Juni 2020 lalu.
Penjualan item dari Fabelio kini tetap dapat dilakukan melalui kanal online. Namun, hal itu malah membuat sejumlah konsumen geram lantaran barang yang dipesan tak kunjung dikirim.
Akun Instagram yang sebelumnya dimanfaatkan sebagai salah satu saluran promosi, sudah tidak aktif sejak 14 November 2021. Kolom komentar akun Instagram Fabelio dipenuhi komplain karyawan, vendor, hingga konsumen yang pesanannya tak kunjung dikirim.
ADVERTISEMENT
Marshall menjelaskan, akun Instagram Fabelio tak aktif bukan untuk menghindari komplain dari karyawan dan vendor yang belum dibayar, tetapi karena perusahaan belum membuat promo baru.
“Itu sebenarnya dari inventory kita sendiri belum ada mau promo baru. Dari segi bisnis juga kami akan fokuskan ke pembayaran kewajibannya kami. Jadi, kami mengerti bahwa kami harus fokuskan ke pembayaran kewajiban itu. Supaya masalah ini beres dulu, sebelum kami promo lagi,” kata Marshall.
“Kami masih jualan. Tapi, jualan kami enggak segitunya lagi lah sekarang ini. Jadi, (festival belanja online) 12.12 kemarin kan kami juga enggak ikut serta seperti teman-teman (perusahaan) yang lain. Dan, kalau ada penjualan berapapun, kami langsung kasih untuk memenuhi hak-hak karyawan kami. Dan ini kami komunikasikan langsung,” imbuhnya.
Ilustrasi karyawan dipaksa mengundurkan diri (resign). Foto: Getty Images
Menurut laporan KrASIA, karyawan Fabelio telah berulang kali mendekati pimpinan perusahaan agar segera membayar hak mereka. Namun, karyawan Fabelio belum mendapatkan tanggapan.
ADVERTISEMENT
Bahkan, menurut kabar yang berseliweran di antara karyawan Fabelio, perusahaan dirumorkan akan menutup bisnisnya.
“Ada desas-desus bahwa Fabelio akan menutup bisnis, tetapi saya tidak tahu pasti. Jika itu benar-benar terjadi, kami ingin perusahaan bertanggung jawab, memenuhi kewajiban mereka, dan membayar karyawan sebelum mereka tutup,” kata seorang karyawan Fabelio kepada KrASIA.
Kepada kumparanTECH, Marshall tak menjelaskan nasib perusahaan. Ia berjanji segera melunasi tunggakan gaji dan hak karyawan, mantan karyawan yang sudah resign, serta vendor saat pendanaan Seri D selesai.
“Dalam beberapa minggu ke depan. Saya harap minggu depan ya,” ungkapnya saat ditanya soal finalisasi pendanaan Seri D.
Fabelio, yang berdiri sejak 2015, telah mengumpulkan hingga 19 juta dolar AS dalam lima putaran pendanaan. Fabelio tercatat memiliki lebih dari 85.000 konsumen dan menjual lebih dari 200.000 item.
ADVERTISEMENT