CEO Indosat: Semua Operator Alami Masalah Akibat Registrasi SIM Card

28 Januari 2019 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Indosat Ooredoo, Chris Kanter. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Indosat Ooredoo, Chris Kanter. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi menerapkan aturan registrasi SIM card pada Oktober 2017 lalu. Dengan hadirnya aturan ini, para pelanggan diwajibkan mendaftarkan kartu SIM mereka dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan nomor KK (Kartu Keluarga).
ADVERTISEMENT
Salah satu dampak lainnya dari aturan ini adalah adanya pembatasan nomor SIM card yang bisa didaftarkan dengan satu NIK dan KK. Kini, pelanggan dibatasi hanya bisa mendaftarkan tiga nomor SIM card saja dengan satu NIK dan KK.
Perubahan aturan ini ternyata dianggap melukai bisnis perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Indonesia. CEO Indosat Ooredoo, Chris Kanter, menegaskan dinamika yang terjadi dalam industri telekomunikasi sangat dipengaruhi oleh aturan registrasi SIM card.
"Saya rasa semua operator mengalami masalah luar biasa dengan aturan registrasi (SIM card)," ujar Chris, dalam acara jumpa pers di Yogyakarta, Senin (28/1).
CEO Chris Kanter beserta manajemen Indosat Ooredoo (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Chris Kanter beserta manajemen Indosat Ooredoo (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
Ia menuturkan, meski aturan ini membuat perusahaan harus memutar otak untuk mendulang revenue, tapi Indosat tetap menaati aturan pemerintah dan telah menerapkan pembatasan nomor tersebut.
ADVERTISEMENT
Indosat juga ia sebut telah menonaktifkan nomor-nomor SIM card yang tak kunjung didaftarkan oleh pemiliknya.
"Itu tantangan kita, industri (telekomunkasi) jadi bermasalah. Soal harga, capex (belanja modal/capital expenditure) juga harus besar," ucap Chris.
Chris Kanter, Direktur Utama Indosat Ooredoo. (Foto: Indosat Ooredoo)
zoom-in-whitePerbesar
Chris Kanter, Direktur Utama Indosat Ooredoo. (Foto: Indosat Ooredoo)
Untuk mengikuti dinamika industri telekomunikasi ini, Indosat di bawah kepemimpinan Chris yang dimulai Oktober 2018 lalu menerapkan tiga fokus utama untuk mentransformasi perusahaan, yakni sumber daya manusia, bisnis, dan proses.
Indosat mengalokasikan capex sebesar Rp 10 triliun untuk mengimplementasikan transformasi ini.
Sebagian besar capex ini akan dianggarkan untuk pembangunan BTS (Base Transceiver Station), khususnya untuk jaringan 4G. Sebab, konsumsi terbesar pelanggan Indosat adalah data internet. Dan hal ini juga menjadi langkah Indosat mengatasi keluhan masyarakat tentang jaringan Indosat.
ADVERTISEMENT