CEO OpenAI: Banyak Pekerjaan Digantikan AI, tapi Pekerjaan Ahli Tak Tergantikan

14 Juni 2023 20:47 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Co-Founder & CEO OpenAI, Sam Altman, di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (14/6/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Co-Founder & CEO OpenAI, Sam Altman, di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (14/6/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sam Altman, CEO OpenAI yang mengembangkan ChatGPT, meyakini akan ada banyak pekerjaan yang tergantikan perannya karena hadirnya teknologi kecerdasan buatan atau AI. Meski demikian, ia juga memprediksi, akan lahir pekerjaan baru yang menurutnya jauh lebih baik di masa depan.
ADVERTISEMENT
Hal itu bisa dilihat saat ini, di mana posisi yang paling sedikit sekali tergantikan di suatu perusahaan, kebanyakan adalah posisi untuk expert alias para ahli di suatu bidang.
Sam Altman percaya, di masa depan akan hadir pekerjaan atau profesi baru, yang sepenuhnya hanya bisa dikontrol dan diambil keputusannya hanya oleh manusia berdasarkan pengalaman, dan kemahirannya dalam membaca data dan tren pasar.
Kekhawatiran soal hilang atau tergantikannya pekerjaan manusia oleh mesin AI dan otomatisasi, menjadi sorotan Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, yang hadir dalam acara Conversation with Sam Altman di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, pada Rabu, 14 Juni 2023. Ia menyebut kemajuan teknologi bisa berimbas pada hilangnya jutaan pekerjaan pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Fakta bahwa sejumlah perusahaan atau pabrik telah menerapkan otomatisasi, adalah keniscayaan yang akan meluas di berbagai wilayah, sebagai respons atas kemajuan zaman. Perusahaan akan memangkas sejumlah profesi yang bisa digantikan oleh AI atau robot, misalnya seperti resepsionis atau pramusaji.
Co-Founder & CEO OpenAI, Sam Altman di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (14/6/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Di sisi lain, ada pendapat berbeda dari Praktisi Senior Teknologi Informasi Komunikasi, Sri Safitri. Ia mengatakan sebenarnya para pekerja tak perlu merasa terancam atas teknologi baru yang berkembang saat ini seperti AI, blockchain, cloud computing hingga data science.
"Jangan pernah lupakan bahwa rumpun ChatGPT yakni artificial intelligence, itu ada kata art di bagian depannya. Ada kata seninya, dan itu semua hanya akal dan perasaan dari manusia yang bisa mengendalikannya," ujar Sri dalam keterangannya, Kamis (18/5).
ADVERTISEMENT
Senada dengan Sri, Rektor Telkom University, Prof. Adiwijaya, percaya bahwa profesi tertentu tidak serta merta hilang dengan kehadiran teknologi. Manusia akan tetap ada dan dibutuhkan sebagai pengendali arah teknologi.