CEO OpenAI Pembuat ChatGPT Ngaku Takut Sama AI, Kenapa?

23 Maret 2023 8:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO OpenAI, Sam Altman. Foto: Jason Redmond / AFP
zoom-in-whitePerbesar
CEO OpenAI, Sam Altman. Foto: Jason Redmond / AFP
ADVERTISEMENT
Sam Altman, CEO OpenAI, perusahaan dibalik ChatGPT dan Dall-E, mengeluarkan peringatan atas konsekuensi negatif dari teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang semakin melejit akhir-akhir ini. Konsekuensi ini seperti memperoduksi konten hoaks, dan membuat program untuk serangan siber.
ADVERTISEMENT
Altman juga mengatakan bahwa kecerdasan buatan bisa menjadi lompatan teknologi terbesar yang pernah dikembangkan manusia.
"kita harus berhati-hati di sini," ujar Altman kepada ABC News, Kamis (16/3).
“Saya pikir orang harus senang bahwa kami sedikit takut akan hal ini.”
Penyataan ini keluar setelah OpenAI merilis model AI terbarunya, GPT-4. GPT-4 adalah AI berbasis teks yang dapat menerima input gambar, atau teks dengan skala 8 kali lebih besar dibanding ChatGPT. Hasil jawaban yang diberikan GPT-4 juga lebih akurat dibanding ChatGPT biasa.
OpenAI mengatakan butuh waktu 6 bulan untuk memastikan GPT-4 cukup aman digunakan untuk publik, atau setidaknya supaya GPT-4 tidak dapat digunakan untuk menghasilkan konten berbahaya.
Dalam sebuah wawancara, Altman mengatakan bahwa meskipun versi baru itu tidak sempurna, ia telah mendapat skor 90% di AS pada ujian bar dan skor hampir sempurna pada tes matematika SAT sekolah menengah. Itu juga bisa menulis kode komputer di sebagian besar bahasa pemrograman. Namun, ada konsekuensi yang patut diwaspadai.
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran lain yang muncul seiring dengan munculnya AI yang semakin canggih adalah potensinya untuk menggantikan manusia. Tapi Altman menunjukkan bahwa AI hanya bekerja di bawah arahan atau masukan dari manusia. Di sini, AI lebih menjadi alat yang membantu pekerjaan manusia, bukan pemain yang akan menggantikan manusia.
“AI menunggu seseorang untuk memberikan masukan,” katanya. “Ini adalah alat yang sepenuhnya dikendalikan oleh manusia.”
Kendati begitu, Altman mengatakan bahwa dirinya memiliki kekhawatiran tentang manusia mana yang memiliki kontrol input tersebut.
Ilustrasi ChatGPT. Foto: CHUAN CHUAN/Shutterstock
“Akan ada orang lain yang tidak menerapkan batasan keamanan yang kami terapkan,” tambahnya, merujuk kepada penggunaan AI untuk menghasilkan konten berbahaya seperti hoaks.
“Masyarakat, menurut saya, memiliki waktu terbatas untuk memikirkan bagaimana bereaksi terhadap itu, bagaimana mengaturnya, dan bagaimana menanganinya.”
ADVERTISEMENT
GPT-4 saat ini tersedia di langganan ChatGPT Plus, layanan premium ChatGPT seharga 20 dolar AS per bulan atau sekitar Rp 307 ribu (kurs 15.351). AI ini juga dapat diakses sebagai API untuk developer.