CEO Telegram Protes ke Prancis: Kalau Tak Puas Sama Aplikasi, Tindak Aplikasinya

6 September 2024 12:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Telegram Pavel Durov Foto:  ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
CEO Telegram Pavel Durov Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
CEO Telegram Pavel Durov mengkritik otoritas Prancis buntut penangkapan dirinya. Ia menganggap tuntutan pidana yang dilayangkan kepadanya itu, ‘salah arah.’
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah postingan di Telegram, Durov kaget. bukan tanpa sebab, ini karena dia dimintai pertanggungjawaban secara pribadi, atas aktivitas ilegal yang dilakukan orang lain di Telegram.
“Jika suatu negara tidak puas dengan layanan internet, praktik yang berlaku adalah mengambil tindakan hukum terhadap layanan itu sendiri,” tulis Durov dilansir Al Jazeera.
[insert fitur quote]
Durov mengatakan bahwa otoritas Prancis memiliki “banyak cara” untuk menghubunginya secara pribadi. Penanganan kasus ini oleh Prancis berisiko menghambat inovasi di bidang teknologi, katanya.
"Membangun teknologi sudah cukup sulit. Tidak ada inovator yang akan membangun alat baru jika mereka tahu bahwa mereka dapat bertanggung jawab secara pribadi atas potensi penyalahgunaan alat tersebut."
Penangkapan Durov memicu reaksi dari sejumlah pihak. Bukan cuma satu, Durov, WN Rusia, Prancis, Uni Emirat Arab hingga Saint Kitts dan Nevis, juga mengecam anggapan bahwa Telegram adalah “surga anarkistis”.
ADVERTISEMENT
Secara internal, Telegram sudah melakukan penyelidikan dan tindakan terhadap potensi aktivitas kriminal di platform.
Ilustrasi Telegram. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Penangkapan CEO Telegram Pavel Durov

Pihak berwenang Prancis menangkap Durov bulan lalu sebagai bagian dari penyelidikan terhadap aktivitas kriminal di Telegram dan dugaan kurangnya kerja sama platform tersebut dengan penegak hukum.
Otoritas kehakiman minggu lalu memerintahkan penyelidikan formal atas 12 tuduhan terhadap Pavel Durov. Ia dituduh menyediakan layanan kriptografi untuk penjahat dan keterlibatan dalam menjalankan platform daring yang memungkinkan transaksi terlarang, gambar pelecehan seksual anak, perdagangan narkoba, dan penipuan.
Durov, telah dibebaskan dari tahanan usai membayar jaminan bernilai fantastis pada Rabu (28/8) waktu setempat. Durov ditangkap di bandara Le Bourget, Paris, pada 24 Agustus 2024. Penahanan ini langkah awal dari penyelidikan polisi karena Telegram dinilai kurang tegas dalam moderasi konten negatif yang bisa memicu aksi kriminal.
ADVERTISEMENT
Hakim investigasi Prancis telah mengajukan dakwaan awal terhadap Durov dan memerintahkannya untuk membayar jaminan sebesar 5 juta euro atau sekitar Rp 86 miliar (kurs Rp 17.152,5). Ia juga dilarang meninggalkan Prancis sembari menunggu penyelidikan lebih lanjut, dan wajib melapor ke kantor polisi dua kali seminggu.