CEO TikTok Dicecar Pertanyaan dari DPR AS Selama Hampir 6 Jam

24 Maret 2023 13:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO TikTok TikTok Shou Zi Chew bersaksi di depan sidang Komite AS. Foto: Evelyn Hockstein/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
CEO TikTok TikTok Shou Zi Chew bersaksi di depan sidang Komite AS. Foto: Evelyn Hockstein/Reuters
ADVERTISEMENT
CEO TikTok, Shou Zi Chew, memberikan kesaksian di hadapan Kongres atau DPR Amerika Serikat (AS) selama hampir 6 jam. Chew dicecar berbagai pertanyaan dari bipartisan soal ikatan dengan China, moderasi konten berbahaya, hingga keselamatan anak dan remaja di platform tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, aplikasi video vertikal milik ByteDance itu disebut sebagai potensi risiko keamanan nasional. AS menuding pemerintah China dapat menekan ByteDance untuk membagikan informasi pribadi pengguna TikTok di AS kepada pemerintah China.
Informasi pribadi tersebut dikhawatirkan dipakai untuk operasi intelijen China atau menyebarkan hoaks yang didukung China.

TikTok Bantah Punya Ikatan dengan Pemerintah China

Baik perwakilan partai Demokrat dan Republik menguliti kaitan TikTok dengan rezim China, yang sudah dibantah oleh TikTok sejak lama.
“TikTok sendiri tidak tersedia di China, kami berkantor pusat di Los Angeles dan Singapura, dan kami memiliki 7.000 karyawan di AS hari ini,” ujar Chew dalam sambutan pembukaannya, seperti dikutip AP, Kamis (23/3) waktu setempat.
ByteDance memakai nama Douyin untuk aplikasi TikTok di daratan China. Sementara di luar China, ByteDance memakai nama TikTok.
ADVERTISEMENT
“Tetap saja, kami telah mendengar kekhawatiran penting tentang potensi akses asing yang tidak diinginkan ke data AS dan potensi manipulasi ekosistem TikTok AS. Pendekatan kami tidak pernah mengabaikan atau meremehkan salah satu dari masalah ini. Kami telah menangani mereka dengan tindakan nyata.”
Chew berulang kali menyebutkan dalam sidang bahwa perusahaan sedang menggarap Project Texas, proyek senilai 1,5 miliar dolar AS untuk memindahkan data pengguna TikTok AS ke AS. Proyek ini diawasi oleh perusahaan AS, Oracle, sebagai pihak ketiga.
CEO TikTok Shou Zi Chew bersaksi di depan sidang Komite. Foto: Evelyn Hockstein/Reuters
Kongres tak bergeming dan lanjut menanyakan soal kemungkinan teknisi China dapat mengakses data TikTok meski tidak berkantor di Singapura atau Los Angeles, AS. Chew menjawabnya, sekaligus mengonfirmasi, teknisi ByteDance memang memiliki akses ke data.
ADVERTISEMENT
Kongres terus menggoreng, menuduh tidak ada alasan bagi pemerintah China untuk tidak dapat mengakses data TikTok AS.
"Saya tidak melihat bukti bahwa pemerintah China memiliki akses ke data tersebut. Mereka tidak pernah meminta kami. Kami tidak menyediakannya," balas Chew.
Chew menyerang balik dengan mengatakan tantangan yang dihadapi TikTok bukanlah masalah TikTok secara spesifik, tapi media sosial umumnya. Ia bahkan menyebut Facebook sebagai contoh yang tidak memiliki histori bagus soal keamanan data penggunanya.
“Perusahaan sosial Amerika tidak memiliki rekam jejak yang baik dengan privasi data dan keamanan pengguna,” katanya. “Lihatlah Facebook dan Cambridge Analytica, hanya satu contoh.”
CEO Meta, Mark Zuckerberg. Foto: Chris Delmas/AFP

Konten Berbahaya bagi Keselamatan Anak dan Remaja di TikTok

Kongres juga menanyakan TikTok soal konten berbahaya. Representatif Demokrat New Jersey Frank Pallone menyinggung penelitian yang menemukan algoritma TikTok merekomendasikan video seperti ujaran kebencian, bunuh diri, hingga tantangan berbahaya kepada remaja.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Bob Latta, representatif Republik dari Ohio, menuduh TikTok mempromosikan video 'blackout challenge', tantangan menahan nafas hingga tidak sadarkan diri, serta tantangan tersedak yang telah menelan korban bocah berusia 10 tahun asal Pennsylvania setelah menirunya.
Chew mengatakan mereka memiliki 40 ribu moderator yang menandai konten berbahaya. Konten yang melanggar panduan komunitas akan dihapus dan akun yang memposting juga bakal diblokir.
Di sisi lain, TikTok telah meluncurkan sejumlah fitur dalam beberapa bulan terakhir untuk memberikan perlindungan tambahan bagi remaja, termasuk fitur batas main TikTok selama 60 menit untuk pengguna berusia di bawah 18 tahun. Namun anggota Kongres tetap mengkritik sistem ini karena terlalu mudah bagi remaja untuk diakali.
Fitur baru TikTok ini bikin remaja di bawah umur cuma bisa main TikTok 1 jam sehari. Foto: TikTok

Apakah TikTok Akan Diblokir Penuh di AS?

Banyak negara dan lembaga publik yang telah melarang TikTok di perangkat pemerintahan, seperti AS, Kanada, Belgia, Inggris, Denmark, dan Belgia. Sementara di AS, TikTok di ambang pemblokiran secara luas yang akan memutuskan akses 150 juta pengguna AS dan 5 juta bisnis.
ADVERTISEMENT
Sidang Kongres kemarin pun tidak berpihak ke TikTok. Di sisi lain, Gedung Putih telah menyurati ByteDance agar melepaskan diri dari TikTok dengan menjual saham kepemilikannya, dan apabila menolak, aplikasi terancam diblokir di AS.