Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
CEO XL Axiata Harap Menkomdigi Meutya Hafid Dukung Merger XL-Smartfren
25 Oktober 2024 10:19 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kita harapkan nanti dengan menteri yang baru juga bisa men-support untuk merger ini dan memberikan approval sesuai dengan yang kita harapkan," kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, di acara XL Axiata Get Along with Media di Yogyakarta, Rabu (23/10).
Persetujuan Komdigi saat ini ditunggu oleh XL Axiata dan Smartfren, mengingat proses penggabungan bisnis (merger ) keduanya sudah memasuki tahap akhir. Kedua induk perusahaan, Axiata Group dan Sinar Mas, sama-sama berencana merampungkan merger pada akhir tahun ini.
Selain Komdigi, XL Axiata juga menunggu restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Persetujuan OJK dibutuhkan karena perusahaan sudah melantai di bursa saham.
ADVERTISEMENT
"Kembali lagi bahwa closing dari merging ini sangat ditentukan oleh approval dari dua institusi yang mempengaruhi nanti kapan kita bisa closing adalah dari Kementerian Kominfo (Komdigi) dan dari OJK," ujar Dian.
"Karena kita adalah listed company (perusahaan terbuka), sehingga kita juga perlu approval dari OJK."
Soal merger dengan Smartfren, Dian turut menyoroti nasib karyawan dalam merger ini. Sebab, proses penggabungan XL Axiata dan Smartfren sudah seharusnya mendengarkan aspirasi stakeholder internal dan eksternal untuk menjaga merger nanti berjalan dengan lancar.
"Perlunya pemenuhan hak-hak karyawan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku," tambahnya.
XL Axiata Minta Menkomdigi Dorong Kebijakan Katalis buat Industri Makin Sehat
Selain itu, XL Axiata juga berharap Menkomdigi Meutya bisa mengeluarkan regulasi atau kebijakan yang dapat menjadi katalis untuk perkembangan industri. Salah satunya mendorong kebijakan mengenai regulatory charge.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ini (regulatory charge) sudah 13-14 persen terhadap revenue, aduh itu berat banget, ya," ucap Dian. "Kalau seperti itu, nanti jadi membuat kita sulit untuk mengembangkan infrastruktur selanjutnya, apalagi 5G itu kan perlu investasi yang banyak."
Kemudian, operator turut menyoroti aturan yang adil bagi penyedia layanan over the top (OTT) macam Netflix, YouTube, dan lain sebagainya. Menurut XL Axiata, masih ada "imbalance" antara OTT yang memberikan layanan di atas infrastrukturnya, sementara perusahaan membangun infrastruktur tersebut dengan investasi yang cukup besar.
XL Axiata juga mendorong pemerintah untuk mulai mengatur praktik penjualan kembali layanan internet ilegal, RT/RW Net, yang dinilai meresahkan. Dian berharap ada tata kelola yang lebih sehat terkait isu ini.
ADVERTISEMENT
Terakhir, soal lelang spektrum 5G. XL Axiata berharap lelang tersebut untuk segera diselesaikan, agar operator bisa menggelar jaringan lebih luas lagi.
"Sebetulnya dari akhir tahun lalu sudah bilang akan dilakukan auction, mungkin sebelumnya kita pikir akan menunggu selesai penunjukan Pak Presiden dan kabinet baru," kata Dian. "Sekarang kan sudah kabinet baru, jadi kita harapkan (lelang 5G) akan menjadi lebih cepat."