Cerita 'Pulang Kampung' Crystal Widjaja dari California ke Go-Jek

15 September 2017 14:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SVP Business Intelligence Go-Jek Crystal Widjaja (Foto: Resnu Andika/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SVP Business Intelligence Go-Jek Crystal Widjaja (Foto: Resnu Andika/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meninggalkan tempat di mana kita lahir dan beranjak dewasa, kemudian memiliki teman, mungkin sulit bagi sebagian orang. Tempat dan lingkungan yang selama ini yang kita anggap sebagai 'zona nyaman' kita selama ini.
ADVERTISEMENT
Hal itu tak berlaku untuk seorang perempuan berusia 26 tahun bernama Crystal Widjaja, yang merupakan Senior Vice President Business Intelligence Go-Jek Indonesia. Tekadnya yang kuat ingin membuat perubahan, membawanya 'pulang kampung' dari negeri yang jauh di seberang sana, California, Amerika Serikat, ke ibu kota Indonesia tercinta, Jakarta.
Mungkin tak banyak yang tahu, Crystal lahir dan menikmati masa-masa bertambahnya usia di tempat tinggalnya di San Jose, California, AS. Meski begitu, ia adalah seorang warga negara Indonesia, begitu pun orang tuanya yang lahir di Jakarta.
24 tahun tinggal di Negeri Paman Sam membuat Crystal lebih menguasai bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia. Ia memahami bahasa Indonesia, bisa mengucapkannya, tetapi tidak untuk dalam kondisi formal.
SVP Business Intelligence Go-Jek Crystal Widjaja (Foto: Resnu Andika/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SVP Business Intelligence Go-Jek Crystal Widjaja (Foto: Resnu Andika/kumparan)
Berawal dari ketertarikannya dengan Go-Jek yang namanya mencuat pada 2015 lalu, Crystal mencari akun LinkedIn dari sosok yang bertanggung jawab di bidang HR (Human Resources) Go-Jek, dan ia menemukan nama Monica Oudang, yang diketahui menjabat sebagai Chief Human Resources Officer Go-Jek Indonesia.
ADVERTISEMENT
Crystal mengirim email ke Monica yang berisi keinginannya untuk bergabung dengan Go-Jek beberapa bulan setelah aplikasi mobile Go-Jek hadir di perangkat ponsel pintar pada awal 2015. Ia bercerita kira-kira begini inti emailnya, "Apakah kamu mencari seseorang untuk bekerja di unit business intelligence di Go-Jek? Jika iya, saya bersedia pindah."
Memutuskan Pulang Kampung dalam Waktu Sepekan
Beruntungnya Crystal, karena Monica membalas email itu dan menyatakan bahwa Go-Jek membutuhkan anggota untuk bekerja di unit intelijensi bisnis ini.
Tak butuh lama, satu minggu setelah pertukaran surel tersebut Crystal pun terbang ke Indonesia demi bergabung dengan Go-Jek dan memimpin divisi business intelligence. Ia pertama kali menjejakkan kaki di Jakarta pada Mei 2015, lalu mulai menjabat sebagai SVP Business Intelligence di Go-Jek pada Juli 2015.
ADVERTISEMENT
"Saya telah melihat seberapa besar dampak dan potensi Go-Jek untuk kehidupan para driver, juga meningkatkan kehidupan orang-orang Jakarta karena banyak kemacetan yang terjadi di sana. Saya tahu inilah yang saya inginkan untuk menjadi bagian dari Go-Jek," papar Crystal, saat bertamu ke kantor kumparan, Rabu (13/9).
SVP Business Intelligence Go-Jek Crystal Widjaja (Foto: Resnu Andika/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SVP Business Intelligence Go-Jek Crystal Widjaja (Foto: Resnu Andika/kumparan)
Sebelum pindah ke Indonesia, Crystal meraih gelar sarjananya di University of California, Berkeley, di jurusan Metode Empiris, dan kemudian bekerja untuk beberapa startup di San Francisco. Dia juga sempat terlibat dalam riset tentang modal ventura, serta merger dan akuisisi startup di Silicon Valley.
Dari pengalamannya ini, ia menyaksikan betapa "gilanya" perusahaan-perusahaan rintisan yang beraksi di Silicon Valley. Perempuan kelahiran 21 Mei 1991 itu kemudian memiliki sebuah tekad yang ingin ia kejar dan tanamkan dalam dirinya.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin membuat banyak dampak dan perubahan di dunia. Bukan hanya membuat aplikasi untuk generasi millenial, tapi juga membuat perubahan," katanya.
Business Intelligence dan Growth Team
Di Go-Jek, Crystal bertanggung jawab untuk memimpin timnya yang beranggotakan 45 orang dalam mengolah data-data yang didapatkan lewat layanannya. Bukan cuma itu, business intelligence juga memiliki tim yang bertanggung atas pertumbuhan Go-Jek. Tim ini bertugas untuk membangun fondasi data, di mana nantinya akan digunakan untuk terus meningkatkan performa serta layanan Go-Jek.
Berkat kepemimpinan Crystal di divisinya dalam mengolah data yang menjadi salah satu fondasi penting dalam perusahaan, Go-Jek terus mengalami pertumbuhan pesat. Salah satu pertumbuhannya adalah bagaimana jumlah perjalanan Go-Ride di tahun 2017 sejauh ini menyamai jumlah seluruh perjalanan Go-Ride di tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Go-Jek sendiri diketahui mengkampanyekan slogan "Pulang Kampung" dalam melakukan perekrutan karyawan baru. Kampanye itu disuarakan untuk menarik warga negara Indonesia yang ada di luar negeri agar kembali ke Indonesia dan bergabung dengan tim Go-Jek.
Dalam sebuah video yang diunggah di YouTube, CEO Nadiem Makarim menjelaskan bagaimana para lulusan luar negeri bisa memberikan dampak untuk memajukan Indonesia. "Saya juga sebelumnya adalah lulusan luar negeri, tapi saya memilih untuk kembali ke Indonesia. Karena saya menyadari dampak dan kesempatan yang bisa saya berikan itu sangat besar," kata Nadiem.
Perkataan Nadiem ini dapat dibuktikan oleh Crystal, yang sejak 2 tahun bergabung dengan Go-Jek, mampu membantu perusahaan tersebut terus bertumbuh. Lalu, bisa dilihat bagaimana Go-Jek terus menghadirkan inovasi baru lewat layanan on demand-nya yang semakin beragam, mulai dari pengiriman barang, makanan, beli tiket, pulsa, belanja ke supermarket, hingga pijat.
ADVERTISEMENT
Go-Jek kini menjadi salah satu aplikasi yang penting bagi masyarakat Indonesia, di mana banyak layanannya yang beragam bisa mempermudah kegiatan sehari-hari. Sementara Crystal harus berupaya menjaga pertumbuhan sambil meningkatkan pengalaman para pengguna, dengan basis olah data dan analisis data.