Cerita Telkomsel Jaga Bumi Daur Ulang Plastik Jadi Phone Holder & Pavement Block

25 September 2024 8:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saki H. Bramono, VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Saki H. Bramono, VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Telkomsel melakukan tanggung jawab sosial perusahaan dalam isu keberlanjutan lingkungan dengan melakukan daur ulang sampah plastik, dari sampah hasil produksi kartu perdana (SIM card). Sampah plastik dari kemasan SIM card ini bukan hanya berasal dari produk Telkomsel, melainkan juga SIM card operator seluler lain.
ADVERTISEMENT
Menurut VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Saki H. Bramono, perusahaannya telah memproduksi lebih dari 50 juta SIM card per tahun, dan jumlah itu diakui memberi beban limbah khususnya sampah plastik.
Program environmental, social, and governance (ESG) Telkomsel Jaga Bumi, telah mendaur ulang limbah kartu SIM menjadi alat yang bemanfaat, termasuk phone holder hingga pavement block. Untuk mengoptimalkan program CSR itu, Telkomsel menggandeng startup lokal pengolah sampah, PlusTik.
Secara rinci, berdasarkan catatan Saki, sudah ada 75 ribu pavement block, 20 ribu phone holder, dan 10 ribu tempat sampah, yang diproduksi dari daur ulang Telkomsel Jaga Bumi. Limbah sampah plastik didapatkan Telkomsel melalui langkah nyata membersihkan lingkungan, atau public clean-up. Aksi bersih-bersih lingkungan terkini dilakukan Telkomsel di sungai hingga dermaga di Maros, Sulawesi Selatan, pada 24 hingga 25 Agustus 2024.
ADVERTISEMENT
"Kami sedang membangun sebuah space kantor baru, yang akan memanfaatkan pavement block daur ulang dari program Telkomsel Jaga Bumi," kata Saki dalam acara kumparan Green Initiative Conference 2024, Rabu (24/9).
Telkomsel Jaga Bumi. Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
Selain itu, perusahaan juga telah menanam 1.000 pohon mangrove di Desa Patra Manggala, Tangerang, Banten, pada 14 Agustus 2024.
Program penanaman pohon mangrove ini dalam 8 tahun menurut perhitungan perusahaan akan menghasilkan 30 ton CO2E yang setara dengan 83 kali bensin untuk perjalanan Jakarta-Surabaya.
Ia meyakini upaya menanam pohon mangrove ini lebih dari sekadar upaya penghijauan, namun merupakan tindakan nyata untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan menanggulangi perubahan iklim.
Melalui program Telkomsel Jaga Bumi pula, Telkomsel berupaya meningkatkan kesadaran pelanggan untuk berkontribusi menjaga lingkungan. Caranya, dengan menukarkan Telkomsel Poin untuk menjadi aksi penanaman pohon sebagai upaya mengurangi jejak karbon dan menjaga kelestarian bumi. Jumlah penukaran Telkomsel Poin untuk penanaman pohon tersebut hampir mencapai 100.000 penukaran.
ADVERTISEMENT