Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ChatGPT berhasil menyelesaikan pertanyaan ujian sarjana sekolah hukum di AS.
ADVERTISEMENT
Jonathan Choi, profesor hukum dari Minnesota University Law School, mencoba menguji ChatGPT bersama dengan mahasiswanya. Ujiannya berisi 95 soal pilihan ganda dan 12 pertanyaan esai.
AI buatan OpenAI itu secara mengejutkan memperoleh skor C+ dalam tes tersebut. Meski lolos, ChatGPT masuk peringkat paling bawah di kelas dan banyak gagal menjawab pertanyaan matematika di pilihan ganda.
Choi bersama rekannya melaporkan percobaan ini dalam sebuah makalah.
"Dalam menulis esai, ChatGPT menunjukkan pemahaman yang kuat tentang aturan hukum dasar dan memiliki organisasi dan komposisi yang solid secara konsisten," kata Choi, selaku penulis studi utama yang berkolaborasi dengan profesor Kristin Hickman, Amy Monahan, dan Daniel Schwarcz.
Namun AI tersebut disebutnya sering kesulitan menemukan masalah saat diberi petunjuk terbuka, keterampilan inti dalam ujian sekolah hukum.
Ini menunjukkan ChatGPT belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai aktor hukum secara tunggal. Namun Choi menyorot potensi ChatGPT jika digunakan sebagai alat pendukung.
ADVERTISEMENT
"Sendiri, ChatGPT akan menjadi mahasiswa hukum yang cukup biasa-biasa saja," tulis Choi dan koleganya.
ChatGPT adalah kecerdasan buatan (AI) yang dibuat oleh perusahaan OpenAI.
ChatGPT termasuk kategori AI teks generatif, yang memiliki kemampuan menghasilkan kalimat, paragraf, hingga artikel. AI ini dapat membuat artikel marketing, cerita pendek, puisi, hingga membantu menulis kode.
Keunggulan ChatGPT dari AI teks generatif lain adalah kemampuan membangun percakapan. Jawaban dari ChatGPT berhubungan dengan kalimat prompt sebelumnya.