Daftar Harga Data Pribadi Curian di Dark Web, KTP Dijual Cuma Rp 7.000

13 Desember 2020 10:35 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hacker pencuri data pribadi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hacker pencuri data pribadi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Maraknya kebocoran dan pencurian data pribadi sangat mengkhawatirkan masyarakat. Pasalnya, data pribadi mereka yang berhasil diambil bisa saja dijual di situs-situs forum hacker maupun dark web.
ADVERTISEMENT
Menariknya, dari hasil riset Kaspersky, data pribadi bisa dijual dengan harga yang cukup murah, bahkan bisa lebih mahal dari secangkir kopi di cafe. Peneliti Kaspersky menemukan, bahwa akses ke data pribadi bisa mulai dari 0,5 dolar AS atau sekitar Rp 7.000 untuk kartu identitas, seperti KTP.
Harga yang ditawarkan tersebut bisa saja lebih mahal, jika memiliki kedalaman dan kelengkapannya data yang ditawarkan. Selain kartu identitas, ada juga berbagai bentuk data pribadi lain yang marak dijual di dark web.
Ilustrasi enkripsi data pribadi. Foto: Thinkstock
Salah satu jenis data yang mahal dijual adalah catatan medis pribadi dan selfie dengan kartu identitas atau KTP yang harganya mencapai 40 dolar AS atau sekitar Rp 565 ribu. Lalu, data pribadi apa lagi yang biasa dijual di dark web? Berikut daftar lengkapnya.
ADVERTISEMENT

Daftar data pribadi dan harganya

Informasi pribadi dan data lain yang dijual di dark web dapat digunakan untuk pemerasan atau melakukan penipuan online dan skema phishing. Namun, jenis data tertentu, seperti akses ke akun pribadi atau basis data password, juga dapat disalahgunakan untuk merusak reputasi dan jenis kerusakan sosial lainnya seperti doxing.
Doxing terjadi ketika seseorang membagikan informasi pribadi tentang orang lain tanpa persetujuannya untuk mempermalukan, menyakiti, atau membahayakan mereka.
Peneliti keamanan Kaspersky, Dmitry Galov, menjelaskan informasi pribadi sangat diminati di dark web dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah kebocoran data yang menyebabkan lebih banyak risiko bagi pengguna.
Galov mengimbau untuk para pengguna internet agar lebih berhati-hati memasukkan data pribadi mereka ke berbagai platform. Meski saat ini platform media sosial telah membuat kemajuan yang sangat signifikan data pengamanan data, tetapi celah keamanan bisa saja ditemukan.
Ilustrasi hacker. Foto: Shutterstock
"Dengan ini, ada risiko. Ini tidak berarti bahwa kita semua harus menghapus dan menutup akun media sosial kita, tentunya. Ini semua tentang memahami konsekuensi dan risiko potensial dan bersiap untuk itu. Tindakan terbaik terkait data Anda adalah: ketahui apa yang mereka ketahui, hapus apa yang Anda bisa, dan kendalikan informasi tentang Anda yang online. Sesederhana itu, tetapi membutuhkan usaha," jelas Galov.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari informasi pribadi dicuri secara online, pengguna disarankan waspada terhadap email dan situs web phishing, serta memeriksa pengaturan izin pada aplikasi yang digunakan di smartphone.
Kemudian, usahakan menggunakan two factor authentication atau autentikasi dua faktor sebagai tambahan keamanan, dan selalu mempertimbangkan ulang sebelum membagi konten di media sosial, terutama yang berisi data-data pribadi yang sensitif.