Daftar Kepala Negara yang Join di Telegram

19 Januari 2021 10:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Recep Tayyip Erdogan Foto: Lefteris Pitarakis/AP
zoom-in-whitePerbesar
Recep Tayyip Erdogan Foto: Lefteris Pitarakis/AP
ADVERTISEMENT
WhatsApp merilis kebijakan baru yang menuai protes hingga membuat para penggunanya beralih ke platform chatting lainnya. Salah satu aplikasi yang paling laris setelah kemunculan aturan baru tersebut adalah Telegram.
ADVERTISEMENT
Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov mengungkap bahwa ada banyak orang yang beralih ke Telegram, tak terkecuali para kepala negara. Terbaru, ada Presiden Brasil, Jair Bolsonaro (@jairbolsonarobrasil) dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (@RTErdogan) yang bergabung di Telegram.
Dalam pengumuman pendiri Telegram, Pavel Durov, di kanal pribadinya menjelaskan Jair Bolsonaro dan Erdogan telah mengikuti jejak kepala negara lain yang sudah hadir di Telegram. Memang siapa saja kepala negara yang terlebih dahulu menggunakan Telegram. Berikut daftarnya.
Ilustrasi Telegram. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Durov menegaskan bahwa akun-akun kepala negara tersebut telah terverifikasi dengan tanda centang biru. Mereka bisa memberikan informasi-informasi penting kepada para pengikut kanal.
ADVERTISEMENT
"Kami merasa terhormat bahwa para pemimpin politik, serta banyak organisasi publik, mengandalkan Telegram untuk memerangi misinformasi dan menyebarkan kesadaran tentang isu-isu penting," tutur pria asal Rusia.
Dari daftar yang diberikan Durov, Presiden Indonesia, Joko Widodo nampaknya belum memiliki kanal resmi di platform Telegram. Durov sendiri pernah berkunjung ke Indonesia pada tahun 2017, ketika itu Telegram diblokir oleh Kominfo.
Hingga Minggu pertama bulan Januari 2020, di awal rilisnya kebijakan baru WhatsApp, Telegram telah melampaui 500 juta pengguna aktif bulanan. Jumlah itu terus bertambah hingga 12 Januari 2021, dalam 72 jam terakhir, terdapat 25 juta pengguna baru bergabung dengan Telegram dari seluruh dunia.
Telegram sendiri mengeklaim bahwa platform-nya lebih aman dibandingkan aplikasi pesan lain. Telegram berkomitmen dalam perlindungan data pribadi dan senantiasa menempatkan penggunanya sebagai prioritas. Perusahaan pun tidak akan pernah memonetisasikan data pribadi pengguna untuk pembuatan profil iklan bertarget mengungkapkan kepada pihak ketiga.
ADVERTISEMENT
Adapun data-data pribadi pengguna yang direkam oleh Telegram adalah identitas pengguna, info kontak dan kontak. Itu hanyalah satu per empat dari total data pribadi pengguna yang direkam dan dimonetisasi oleh WhatsApp dan Facebook.