Daftar Negara dengan Internet Tercepat di ASEAN, Indonesia di Bawah Kamboja

17 Februari 2025 8:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi internet nirkabel. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi internet nirkabel. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kecepatan internet di Indonesia ternyata masih kalah jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara (ASEAN), termasuk Malaysia dan Singapura.
ADVERTISEMENT
Data Ookla yang berbasis Speedtest Global Index edisi Desember 2024 menunjukkan, jaringan internet mobile di Indonesia berada di peringkat ke-86 dari 110 negara di dunia dengan kecepatan internet mobile rata-rata 28,80 Mbps. Di ASEAN, Indonesia masih kalah dengan Laos dan Kamboja.

Berikut rincian kecepatan internet mobile negara di Asia Tenggara

Sementara kategori fixed broadband, posisi Indonesia kembali berada di urutan bawah. Indonesia ada di peringkat ke-121 dari 154 negara di dunia. Indonesia hanya unggul dari Myanmar yang berada di urutan ke-124.
Adapun kecepatan internet fixed broadband Indonesia rata-rata berada di angka 32,07 Mbps, kalah jauh dibandingkan Singapura yang berada di urutan pertama dengan kecepatan internet mencapai 330,98 Mbps dan Malaysia di urutan ke-45 dengan kecepatan internet 118,63 Mbps.
ADVERTISEMENT

Berikut rincian kecepatan internet fixed broadband negara di Asia Tenggara

Ilustrasi warung internet. Foto: Shutterstock
Kecepatan internet di Indonesia yang tergolong lambat membuat Kementerian Informasi dan Digital (Komdigi) berencana melakukan lelang pita frekuensi 1,4 GHz dengan lebar pita 80 MHz di kuartal pertama tahun 2025. Ini dilakukan guna mendukung penyediaan layanan akses internet murah, khususnya untuk layanan internet rumah serta sarana pendidikan dan kesehatan.
Adis Alifiawan, Plt. Direktur Penataan Spektrum Frekuensi, Radio, Orbit Satelit, dan Standarisasi Infrastruktur Digital Komdigi, mengatakan bahwa saat ini proses persiapan lelang telah memasuki tahap awal dan masih harus melalui sejumlah tahapan, termasuk persiapan seleksi untuk menentukan siapa yang dapat menggunakan pita frekuensi radio tersebut.
ADVERTISEMENT
“Persiapan seleksi itu nanti ada kebutuhan untuk dokumen seleksi, KM (keputusan menteri) seleksi, itu masih panjang lah, kayak itu. Nanti tahapan-tahapan itu harus ditempuh,” katanya sebagaimana dikutip Antara.
Pita frekuensi 1,4 GHz nantinya akan digunakan untuk menyediakan layanan telekomunikasi Broadband Wireless Access (BWA), dan akses komunikasi data menggunakan spektrum frekuensi radio. Selain itu, lelang frekuensi 1,4 GHz juga dilakukan Komdigi untuk meningkatkan kecepatan internet fixed broadband, menyediakan layanan broadband dengan harga terjangkau, dan meningkatkan gelaran serat optik.
Bagaimanapun Indonesia memang masih menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan layanan fixed broadband dengan kondisi layanan yang baru menjangkau 21,31 persen dari sekitar 69 juta rumah tangga dan kualitas layanan yang tergolong rendah.
Selain itu, harga rata-rata bulanan layanan internet dengan kecepatan hingga 100 Mbps di Indonesia juga masih tergolong mahal. Ditambah biaya internet pelanggan dan biaya penggelaran jaringan serat optik di pedesaan dan pinggiran kota masih tergolong tinggi, serta regulasi dan infrastruktur pendukung yang belum memadai.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Komdigi harus melakukan terobosan untuk mendorong pembangunan layanan akses internet di rumah secara masif dan cepat dengan biaya terjangkau bagi masyarakat.