Dampak Positif dan Manfaat Teknologi untuk Kegiatan Ibadah Haji

21 Agustus 2018 16:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibadah haji tahun 2018. (Foto: Zohra Bensemra/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ibadah haji tahun 2018. (Foto: Zohra Bensemra/Reuters)
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya sejumlah umat islam di seluruh dunia menjalankan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi. Tercatat lebih dari 2 juta orang akan berkumpul untuk menunaikan ibadah haji.
ADVERTISEMENT
Agar pelaksanaan ibadah haji berjalan lancar, pemerintah Arab Saudi giat melakukan pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan teknologi.
Teknologi menjadi sektor yang diperhatikan dalam penyelenggaraan ibadah haji. Pemerintah Arab Saudi berupaya mencari solusi untuk mempermudah para jemaah haji dalam menjalankan ibadahnya melalui penerapan teknologi.
Keseriusan pemerintah Arab diwujudkan dengan menggelar kompetisi Hajj Hackathon bersama Google yang bertujuan untuk pengembangan aplikasi untuk memudahkan kegiatan ibadah haji. Hackathon ini menjadi langkah konkret Arab Saudi untuk mewujudkan visi ibadah haji dengan teknologi canggih pada tahun 2030.
Tahun ini, Hajj Hackathon bahkan diganjar penghargaan Guinness World Records dengan jumlah peserta terbanyak. Dalam kompetisi Hajj Hackathon, para peserta berfokus mengembangkan berbagai aplikasi yang berhubungan dengan ibadah haji, seperti manajemen kerumunan, makanan, kesehatan, keuangan, kontrol lalu lintas, perjalanan, komunikasi, dan pengelolaan limbah.
Ibadah haji tahun 2018. (Foto: Zohra Bensemra/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ibadah haji tahun 2018. (Foto: Zohra Bensemra/Reuters)
”Masuknya Kerajaan Arab Saudi ke dalam Guinness World Records melalui Hajj Hackathon menegaskan aspirasi pemuda Saudi untuk negara mereka sebagai pintu gerbang teknologi di kawasan itu, sejalan dengan visi Kerajaan (Arab Saudi) 2030, sebagai visi yang ambisius yang membawa kerajaan menuju kemajuan di semua aspek kehidupan,” ucap Saud Al-Qahtani, penasihat kerajaan dan pendiri Saudi Federation for Cyberescurity, Programming and Drones (SAFCSP), dalam pernyataan resminya.
ADVERTISEMENT
Ada tiga aplikasi pemenang Hajj Hackathon yang membuat ketiganya bisa dioperasikan untuk penyelenggaraan ibadah haji 2018. Pertama, aplikasi penerjemah bahasa pakai QR Code, lalu aplikasi dompet digital untuk pembayaran non tunai, serta aplikasi untuk melacak keberadaan anggota keluarga agar tidak terpisah.
Ketiganya tentu memiliki dampak positif untuk para jemaah haji yang menggunakannya. Aplikasi-aplikasi ini bisa mengatasi masalah seperti keterbatasan bahasa, mudah hilangnya uang tunai di tengah keramaian, atau terpisahnya anggota keluarga.
Aplikasi untuk jemaah haji Indonesia
Pemanfaatan teknologi juga dilirik oleh Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia untuk memudahkan para jemaah haji yang berasal dari Indonesia.
Tahun ini saja ada beberapa inovasi yang sudah diterapkan oleh Kemenag, seperti aplikasi Haji Pintar 2018 dan QR Code data jemaah haji.
Aplikasi Haji Pintar 2018 (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi Haji Pintar 2018 (Foto: kumparan)
221 ribu jemaah haji Indonesia bisa memanfaatkan aplikasi mobile Haji Pintar 2018 yang dikembangkan oleh Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama. Aplikasi ini akan membantu jemaah Haji Indonesia selama berada di Arab Saudi dan menjalankan ibadah haji.
ADVERTISEMENT
Terdapat fitur-fitur seperti pemondokan, prediksi cuaca, jadwal penerbangan, jadwal salat, harga tukar mata uang, Hajjpedia untuk belajar mengenai istilah-istilah haji dan kamus online Arab-Indonesia.
"Aplikasi ini juga menyediakan fitur pengaduan bagi jemaah yang berangkat tahun ini. Jemaah haji dapat menyampaikan persoalan yang didapati selama menjalankan ibadah haji dengan akses login menggunakan nomor paspornya," kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag, Sri Ilham Lubis, dilansir situs resmi Kemenag.
Pekerja menunjukkan gelang identitas calon haji di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (18/7).  (Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menunjukkan gelang identitas calon haji di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (18/7). (Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Selain aplikasi, jemaah Indonesia juga mendapatkan gelang QR Code yang berisi rekam data identitas personal yang dapat diakses melalui aplikasi Haji Pintar 2018. Hal ini akan memudahkan petugas Haji dalam mengidentifikasi dan membantu jemaah yang membutuhkan pertolongan.
Pada bagian luar gelang, ada informasi identitas jemaah berupa embarkasi haji dan tahun keberangkatan, nomor kloter, nomor paspor, tulisan Al-Hajj Al-Indonesii (dalam huruf Arab), bendera merah putih, QR code, dan nama jemaah Haji.
ADVERTISEMENT