Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Daya Saing Digital Indonesia Naik ke Posisi 45 Dunia, Unggul dari India
26 Januari 2024 11:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil riset World Digital Competitiveness Ranking (WDCR 2023) yang dilakukan oleh International Institute for Management Development (IMD) asal Swiss, daya saing digital Indonesia naik enam peringkat, dari posisi 51 dunia pada 2022 menuju peringkat 45 dunia pada 2023. Bahkan, daya saing digital Indonesia naik hingga 11 peringkat dalam lima tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
“Pada 2019, Indonesia ada di posisi ke-56 dan kini naik ke posisi 45 dunia. Hal ini menunjukkan keberhasilan perbaikan transformasi digital yang signifikan. Kami harap laporan ini dapat membantu Indonesia mempercepat strategi digitalisasi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan pada 2024,” papar Profesor Arturo Bris, Direktur IMD World Competitiveness (WCC), yang merupakan penulis utama studi.
IMD WDCR yang dirilis pada 2023, membandingkan peringkat kemampuan daya saing digital dari 64 negara. Adapun lima negara dengan daya saing digital terbaik versi IMD World Digital Competitiveness 2023 adalah:
Riset ini juga menunjukkan daya saing digital Indonesia lebih unggul dibanding sejumlah negara lain di Asia, seperti India (peringkat 49), Filipina (59) dan Mongolia (63). Namun di kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih kalah jauh dari Singapura (peringkat 3), Malaysia (33), dan Thailand (35).
IMD menilai, ada dua faktor utama yang berhasil mendongkrak posisi daya saing digital Indonesia terus meningkat. Pertama, pertumbuhan investasi yang agresif berhasil mendongkrak kesiapan digital Indonesia, terutama dari sektor telekomunikasi, perbankan, dan venture capital. Kedua, pertumbuhan para entrepreneur teknologi turut menyokong kesiapan teknologi Indonesia di masa depan.
ADVERTISEMENT
Menurut riset IMD, untuk terus mendorong daya saing digital ini, Indonesia perlu meningkatkan kecepatan internet. Saat ini, kecepatan internet di Indonesia ada di posisi kedua paling bawah: urutan ke-62 dari total 64 negara yang diteliti.
Selain itu, jumlah pengguna internet di Indonesia juga perlu ditingkatkan lantaran saat ini berada di urutan 60 dunia. Maraknya pembajakan perangkat lunak (software) juga menjadi persoalan yang masih perlu diselesaikan untuk meningkatkan daya saing digital Indonesia.
Dua faktor lain yang menghambat peningkatan daya saing digital Indonesia adalah pendidikan dan pelatihan, serta kurangnya riset dan pengembangan teknologi. Indonesia terus mengalami penurunan dalam dua hal tersebut dalam lima tahun terakhir.
Lebih lanjut riset menyebut, untuk memperbaiki daya saing digital, Indonesia perlu meningkatkan hibah untuk paten teknologi terbaru (high-tech) dan meningkatkan angka pekerja dengan keahlian dan pengetahuan teknologi khusus. Sementara terkait pendidikan dan pelatihan, Indonesia perlu menambah total anggaran pendidikan, rasio murid-guru di pendidikan tinggi, angka lulusan sains, jumlah sarjana perempuan, dan prestasi di pendidikan tinggi.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan banyak riset yang telah kami lakukan, peningkatan investasi pendidikan dan pelatihan terbukti meningkatkan daya saing digital lantaran memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja yang ada. Ke depan, kami perkirakan akan terjadi lonjakan permintaan tenaga kerja terkait teknologi dan AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan),” ujar Bris.
WDCR 2023 sendiri meneliti daya saing digital dari 64 negara dengan melihat tiga faktor utama: pengetahuan, teknologi, dan kesiapan masa depan. Riset daya saing digital ini diharapkan bisa membantu pemerintah dan bisnis untuk memahami perbaikan sektor yang perlu dilakukan ketika melakukan transformasi digital guna mempercepat pertumbuhan ekonomi.