Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
DeepSeek, AI Hebat Biaya Rendah Asal China, Bisa Bikin Industri AI Jungkir Balik
28 Januari 2025 9:59 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejumlah perusahaan AS yang terlibat dalam pengembangan AI, mengalami penurunan harga saham dalam perdagangan Senin, 27 Januari 2025, karena klaim DeepSeek yang menyebut produknya bisa memiliki otak pintar dengan biaya yang lebih rendah.
Nvidia kehilangan lebih dari seperenam nilai sahamnya. Microsoft dan Google juga mengalamai penurunan harga saham di tengah kenaikan popularitas DeepSeek.
Dalam perkembangan terpisah, DeepSeek mengatakan pada Senin 27 Januari 2025, mereka sementara ini membatasi pendaftaran pengguna baru lantaran ada "serangan siber berskala besar" ke platform mereka. Pengguna yang sebelumnya sudah daftar tetap bisa masuk dan menggunakan DeepSeek.
Yang Membuat DeepSeek Dilirik
AI LLM DeepSeek dilaporkan dikembangkan dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan para pesainnya, seperti ChatGPT dari OpenAI, lalu Gemini dari Google, Copilot dari Microsoft, hingga Meta AI dari Meta.
ADVERTISEMENT
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan dominasi AI LLM asal AS, yang terkenal memakan modal investasi sangat besar, membutuhkan data yang juga besar untuk melatih AI, dan tentu memakan sumber daya energi super besar dalam prosesnya.
Para peneliti DeepSeek menulis dalam sebuah makalah pekan lalu, bahwa model DeepSeek V3, yang dibangun secara open source dan diluncurkan pada 10 Januari 2025, memanfaatkan chip AI Nvidia H800. Ia termasuk chip kapasitas rendah dari Nividia untuk melatih (training) AI. Peneliti berkata model AI DeepSeek V3 itu telah dilatih dengan biaya sekitar 6 juta dolar AS atau sekitar Rp 97 miliar selama dua bulan. Angka tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan miliaran dolar AS yang dikeluarkan oleh para pesaingnya untuk training AI.
ADVERTISEMENT
Para peneliti mengatakan DeepSeek menggunakan teknologi yang sudah ada, serta kode sumber terbuka, perangkat lunak yang dapat digunakan, dimodifikasi atau didistribusikan oleh siapa saja tanpa dipungut biaya.
Tetapi, klaim tersebut diragukan oleh pihak peneliti AI yang lain. Ada pula pihak yang percaya bahwa High-Flyer, induk usaha DeepSeek, telah mampu membeli chip AI Nvidia H100 yang lebih canggih meskipun ada pembatasan ekspor AS.
Sementara DeepSeek R1, yang dirilis minggu lalu, 20 hingga 50 kali lebih murah untuk digunakan daripada model o1 milik OpenAI, tergantung pada tugasnya, menurut sebuah posting di akun WeChat resmi DeepSeek.
Startup AI China Menderita Batasan Chip AI
Kemunculan DeepSeek terjadi di tengah upaya AS membatasi penjualan chip canggih yang mendukung AI ke China . AS khawatir, startup China bakal tumbuh lebih hebat dibandingkan perusahaan asal AS dalam hal pengembangan AI global.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk melatih sebuah LLM AI, diperlukan data center yang siap meladeni training AI. Startup di China harus putar otak dalam mengembangkan LLM AI mereka di tengah kelangkaan chip AI di Negeri Tirai Bambu. Chip AI itu umumnya didapatkan dari Nvidia, perusahaan yang sering disebut The King of AI, karena mereka memiliki chip dengan kekuatan komputasi super besar.
Untuk melanjutkan pekerjaan tanpa pasokan chip canggih impor yang stabil, para pendiri startup AI China telah berbagi pekerjaan mereka satu sama lain dan bereksperimen dengan pendekatan baru terhadap teknologi. Hal ini termasuk kerja keras founder startup AI China untuk menghasilkan model AI yang membutuhkan daya komputasi jauh lebih sedikit daripada sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dengan biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah daripada yang diperkirakan sebelumnya, itu berpotensi membuat industri AI dunia jadi jungkir balik. Tak sedikit pula pendiri startup AI China yang akhirnya memilih membangun dan melatih AI mereka di luar China demi mendapatkan akses pada chip AI yang hebat.
Marc Andreessen, seorang investor venture capital dari Silicon Valley, mengatakan dalam sebuah posting di X pada hari Minggu, bahwa model R1 DeepSeek adalah "momen Sputnik" dalam industri AI, merujuk pada peluncuran satelit bekas Uni Soviet yang menandai dimulainya perlombaan luar angkasa pada akhir tahun 1950-an antara AS dan Uni Soviet.
Industri AI Bisa Jungkir Balik
Setelah produk DeepSeek R1 diluncurkan awal bulan ini, perusahaan tersebut membanggakan "kinerjanya yang setara dengan" salah satu model terbaru OpenAI saat digunakan untuk tugas-tugas seperti matematika, pengodean, dan penalaran bahasa alami.
ADVERTISEMENT
"Ide AI versi Cina berbiaya rendah ini belum tentu menjadi yang terdepan, sehingga sedikit mengejutkan pasar," kata Fiona Cincotta, analis pasar senior di City Index, kepada BBC.
Penasihat ekuitas teknologi yang berbasis di Singapura, Vey-Sern Ling, mengatakan kepada BBC bahwa hal itu "berpotensi menggagalkan investasi untuk seluruh rantai pasokan AI".
Namun, raksasa perbankan Wall Street, Citi, memperingatkan bahwa sementara DeepSeek dapat menantang posisi dominan perusahaan AS seperti OpenAI, masalah yang dihadapi oleh perusahaan China terkait terbatasnya chip AI impor dapat menghambat perkembangan mereka.
"Kami memperkirakan bahwa dalam lingkungan yang semakin ketat, akses AS ke chip yang lebih canggih merupakan suatu keuntungan," kata para analis dalam sebuah laporan.
Siapa Pendiri DeepSeek?
Perusahaan yang mengembangkan DeepSeek didirikan oleh Liang Wenfeng di Hangzhou, sebuah kota di China bagian tenggara, pada tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Pria berusia 40 tahun itu, lulusan teknik informasi dan elektronik, juga mendirikan dana lindung nilai yang mendukung DeepSeek.
Menurut laporan BBC, ia dikabarkan membangun fasilitas yang penyimpanan chip Nvidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China.
Para ahli meyakini koleksi ini --yang beberapa perkiraannya berjumlah 50.000-- mendorongnya untuk meluncurkan DeepSeek, dengan menyandingkan chip ini dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih tersedia untuk diimpor.
Liang baru-baru ini terlihat menghadiri pertemuan antara pakar industri dan Perdana Menteri China, Li Qiang.
Dalam wawancara bulan Juli 2024 dengan The China Academy, Liang mengatakan dia terkejut dengan reaksi publik terhadap teknologi dan infrastruktur DeepSeek.