Demi Selamatkan Perusahaan, CEO Uber Diminta Ambil Cuti Panjang

14 Juni 2017 7:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Uber Travis Kalanick. (Foto: REUTERS/Danny Moloshok)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Uber Travis Kalanick. (Foto: REUTERS/Danny Moloshok)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah keadaan perusahaannya yang sedang terombang-ambing oleh berbagai masalah, sang CEO, Travis Kalanick, kabarnya diminta untuk cuti sementara dari Uber. Kalanick pun akhirnya memutuskan untuk ambil cuti dan menyerahkan segala keputusan perusahaan kepada para eksekutif Uber yg ada di bawahnya. "Selama delapan tahun terakhir, Uber adalah hidup saya. Kejadian-kejadian beberapa waktu terakhir ini telah membuat saya sadar bahwa orang lebih penting dari pekerjaan, dan saya perlu waktu untuk rehat dari kesibukan sehari-hari untuk berduka atas wafatnya ibu saya, yang baru dikuburkan Jum’at lalu, untuk refleksi diri, memperbaiki diri saya, dan fokus pada membangun tim pemimpin kelas dunia," tulis Kalanick, dalam surel yang dikirimkan ke pegawainya. Sebelumnya, seorang Senior Vice President Uber yang juga teman dekat Kalanick, Emil Michael, dikabarkan telah meninggalkan perusahaan. [Baca juga: Ibu dari CEO Uber Meninggal dalam Kecelakaan Perahu] Dalam sebuah pertemuan di hari Minggu (11/6), dewan direksi Uber mengadopsi rangkaian rekomendasi yang diberikan perusahaan hukum milik pengacara Eric Holder, yang juga mantan jaksa agung AS. Tim ini melakukan investigasi panjang atas segala kasus yang membuat Uber krisis terkait budaya, dan memberi arahan langkah yang sebaiknya dilakukan para petinggi untuk membenahi perusahaan. Dilansir Reuters, Uber akan memberitahu para pegawainya mengenai rekomendasi tersebut pada Selasa (13/6). Uber juga kabarnya memiliki Direktur Independen baru, yaitu anggota dewan Alibaba serta eksekutif Nestle, Wan Ling Martello. Holder beserta perusahaan hukumnya, disewa oleh Uber pada Februari lalu yang salah satunya menyelidiki adanya praktik pelecehan seksual. Ini terungkap dari publikasi artikel mantan karyawan Uber, Susan Fowler, yang berkata sempat mendapat pesan yang berisi ajakan berhubungan seks dari manajernya. Setelah diadukan ke bagian sumber daya manusia di Uber, ia diberitahu bahwa manajernya tidak akan dihukum karena statusnya sebagai "pemain tinggi di perusahaan". Dari laporan rekomendasi itu, dikatakan ada kendali yang sangat besar dalam hal anggaran, sumber daya, dan area lain di mana para eksekutif yang dipimpin Kalanick memiliki kekuasaan yang besar dalam perusahaan dengan 12.000 pegawai.
CEO Uber, Travis Kalanick. (Foto: Danish Siddiqui/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Uber, Travis Kalanick. (Foto: Danish Siddiqui/Reuters)
Kalanick dan dua temannya di jajaran direksi memiliki kendali voting dari perusahaan. Sikap Kalanick yang menggebu-gebu dan kesuksesan besar yang dicapai hingga sekarang, juga suara dalam kepemilikan sahamnya, membuatnya disegani oleh para anggota direksi. Para jajaran direksi akhirnya disebut meminta Kalanick untuk cuti setelah berbagai masalah yang bertubi-tubi menyerang Uber. Pekan lalu, Uber mengatakan telah memecat 20 staf setelah perusahaan hukum yang lain menyelidiki 215 kasus terkait pelecehan seksual, diskriminasi, perilaku tak profesional, bully, dan klaim pegawai lainnya. [Baca juga: Uber Pecat 20 Karyawan karena Pelecehan Seksual dan Diskriminasi] Walau absennya Kalanick dari Uber ini hanya sementara, tapi diyakini akan tetap mengejutkan dunia startup Silicon Valley, di mana para pendiri perusahaan beberapa tahun belakangan menikmati kekuasaannya dan sejalan dengan perusahaan. Kalanick sempat dikritik oleh anggota dewan Uber, Arianna Huffington, yang pada Maret lalu meminta Kalanick untuk mengubah gaya kepemimpinannya. Anggota dewan Uber telah mencari sosok Chief Operating Officer untuk membantu Kalanick menjalankan perusahaan sejak Maret.
ADVERTISEMENT