Didesak Copot Bitcoin dari Alat Tukar, Presiden El Salvador Balas Pakai Meme

27 Januari 2022 8:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Profile picture Twitter presiden El Salvador, Nayib Bukele, pada Juni 2021. Foto: Twitter/@nayibbukele
zoom-in-whitePerbesar
Profile picture Twitter presiden El Salvador, Nayib Bukele, pada Juni 2021. Foto: Twitter/@nayibbukele
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden El Salvador, Nayib Bukele, membalas desakan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menghapus Bitcoin sebagai alat tukar negaranya dengan sebuah meme. Ini bukan meme pertama yang dilontarkan presiden milenial tersebut selama koreksi besar-besaran nilai Bitcoin pada awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
Pada Selasa (25/1), IMF mendesak pemerintah El Salvador mencopot Bitcoin sebagai alat tukar yang sah di negaranya. Peringatan tersebut diambil IMF setelah harga Bitcoin – yang diadopsi sebagai alat pembayaran oleh pemerintah El Salvador sejak September 2021 – dinilai tidak stabil. Bitcoin sendiri mengalami penurunan hingga 50 persen sejak harga tertingginya pada November 2021.
“Mereka (direktur eksekutif IMF) menekankan bahwa ada risiko besar yang terkait dengan penggunaan Bitcoin pada stabilitas keuangan, integritas keuangan, dan perlindungan konsumen, serta kewajiban kontinjensi fiskal terkait,” kata IMF dalam keterangan resminya.
IMF juga menyebut bahwa beberapa direkturnya khawatir atas risiko penerbitan obligasi Bitcoin, mengacu pada rencana Bukele untuk mengumpulkan 1 miliar dolar AS melalui "Bitcoin Bond" pada November lalu.
ADVERTISEMENT
Menanggapi desakan IMF tersebut, Bukele memposting sebuah meme berbentuk GIF. Meme tersebut menampilkan cuplikan adegan serial The Simpsons, dengan tulisan berbunyi “Aku melihatmu, IMF. Itu sangat bagus.”
Meme tersebut hanya salah satu dari rangkaian meme terkait Bitcoin yang disampaikan Bukele dalam beberapa hari terakhir.
Pada awal pekan ini, Bukele sempat memposting sebuah meme yang menampilkan dirinya memakai topi dan pin karyawan McDonald’s. Meme tersebut memiliki referensi dari lelucon komunitas crypto, di mana seorang investor bakal mencari kerja di McDonald’s tatkala nilai uang kripto yang diinvestasikan mengalami penurunan tajam.
Di sisi lain, tanggapan bernada candaan dari Bukele dinilai tidak sensitif bagi masyarakat El Salvador.
Sejak awal, warga El Salvador sebenarnya tidak percaya dengan kemampuan Bitcoin sebagai alat tukar.
ADVERTISEMENT
Menurut sebuah survei Central American University yang dilakukan September 2021, 9 dari 10 warga di negara itu tidak tahu apa itu Bitcoin, dan 8 dari 10 warga El Salvador mengatakan mereka memiliki sedikit kepercayaan terhadap uang digital. Pada saat Bitcoin disahkan sebagai alat tukar, warga El Salvador melakukan demonstrasi besar-besaran karena khawatir nilai uang kripto itu tidak stabil.
Selain isu kepercayaan masyarakat, implementasi Bitcoin sebagai alat tukar di El Salvador juga memiliki masalah keamanan data pribadi.
Menurut laporan CNBC, banyak orang El Salvador yang melaporkan kasus pencurian identitas, di mana hacker mencuri nomor ID nasional mereka untuk membuka e-wallet Chivo – dompet digital bikinan pemerintah El Salvador – guna mengeklaim Bitcoin gratis senilai 30 dolar AS yang ditawarkan oleh pemerintah sebagai insentif untuk membuka dompet digital.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, rentetan masalah dan demonstrasi warga El Salvador tidak membuat Bukele berubah pikiran.
Bio Twitter Nayib Bukele pada September 2021 yang berarti "Diktator terkeren di dunia." Foto: Twitter/@nayibbukele
Pada akhir pekan lalu, presiden yang menyebut dirinya sendiri sebagai “diktator terkeren di dunia” itu mengumumkan bahwa pemerintah El Salvador telah membeli 410 Bitcoin tambahan dengan harga 15 juta dolar AS. “Beberapa orang menjual dengan sangat murah,” kicau Bukele.
Pendirian Nayib Bukele agar El Salvador berinvestasi di Bitcoin, bagaimanapun, memiliki konsekuensi serius bagi perekonomian negara tersebut.
Pada Maret 2021, El Salvador melakukan perbincangan dengan IMF untuk mendapat pinjaman 1,3 miliar dolar AS guna merevitalisasi ekonominya. Nah, menurut laporan Bloomberg, pinjaman tersebut mungkin tidak akan disetujui oleh IMF yang khawatir dengan kebijakan Bitcoin di negara tersebut.