Digicoop Siapkan Ponsel Menengah ke Atas, Ada RAM 6 GB

Ponsel Digicoop yang dikembangkan KDIM. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)

Ponsel lokal merek Digicoop yang dikembangkan dan dipasarkan oleh Koperasi Digital Indonesia Mandiri (KDIM) telah masuk produksi massal dari pabrik di Cikarang. Debutnya memang diawali dengan produk kelas bawah, tetapi KDIM mengaku punya rencana untuk membuat produk segmen menengah ke atas.

Menurut Teguh Prasetya, Ketua Perangkat KDIM, pengembangan ponsel Digicoop tidak akan berhenti sampai di sini karena pihaknya berjanji untuk membuat perangkat dengan spesifikasi lebih tinggi.

"Jika untuk entry level masih memakai (RAM) 1 GB, maka di kelas berikutnya langsung 3 GB. Sementara high end punya RAM 6 GB," kata Teguh dalam jumpa pers produksi massal Digicoop di pabrik PT VS Technology, Cikarang, Jawa Barat, Jumat (20/1).

Sayang, sejauh ini Teguh belum mau menginformasikan soal waktu kedatangan model Digicoop berikutnya di Indonesia.

Sebagai model generasi perdana, ponsel Digicoop dirancang dengan layar 4,7 inci, berjalan dengan Android 6.0.1, dan menyediakan fitur dua kartu SIM untuk mengikuti kebiasaan masyarakat Indonesia.

Dapur pacu Digicoop generasi pertama dilengkapi dengan spesifikasi yang bisa dibilang rendah. Prosesornya berteknologi quad-core 1,5 GHz, RAM 1 GB, memori internal 8 GB dengan tambahan kapasitas Micro SD hingga 32 GB, kamera utama bersensor 5 MP dan 2 MP untuk kamera depan, serta baterai 1.800 mAh. Silakan lihat penampakan Digicoop di video berikut:

Ponsel perdana Digicoop rencananya bakal rilis pada Februari 2017. Masyrakat yang hendak memilikinya bisa dengan cara menabung di KDIM, berupa simpanan pokok Rp 100.000 sekali bayar, kemudian simpanan wajib Rp 100.000 per bulan selama 12 bulan yang bisa dibayar ke rekening bank atas nama KDIM.

KDIM berencana membuat skema pembelian yang sama untuk ponsel Digicoop generasi berikutnya, di mana konsumen bisa mendapatkannya dengan cara menabung. Untuk ponsel kelas menengahnya akan memakai skema menabung (cicilan-red) selama dua tahun, sementara yang kelas atas memakai skema tiga tahun.