Dirut Telkom: Rumor Telkom 1 Hancur Berkeping-keping itu Salah

12 September 2017 15:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Telkom, Alex J. Sinaga (tengah). (Foto: Telkom Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Telkom, Alex J. Sinaga (tengah). (Foto: Telkom Indonesia)
ADVERTISEMENT
Telkom akhirnya memastikan seluruh layanan satelitnya telah berfungsi nomrla lagi setelah satelit Telkom 1 yang mengalami gangguan sejak 25 Agustus lalu. Mereka menyatakan layanan konektivitas pelanggan satelit sudah pulih 100 persen sejak Minggu (10/9), pukul 24.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari selesainya proses pemulihan, ada berbagai spekulasi yang berkembang seputar apa masalah yang sebenarnya terjadi pada Telkom 1. Belakangan, santer terdengar satelit tersebut hancur berkeping-keping dan sudah tidak berada di orbitnya lagi.
Pihak Telkom sendiri membantah spekulasi yang mengatakan satelit Telkom 1 hancur berkeping-keping.
"Status Telkom 1, sekarang masih bisa berkomunikasi secara telemetri dengan stasiun pengendalian, hasil kajian Telkom dengan Lockheed adalah rekomendasinya dilakukan shutdown. Rumor (hancur) berkeping-keping itu salah," tegas Alex J. Sinaga, Direktur Utama Telkom, dalam jumpa pers di gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Selasa (12/9).
Sebelumnya, perusahaan yang memantau situasi ruang angkasa untuk satelit dan benda lain di orbit antariksa, yang bernama ExoAnalytic Solutions, membeberkan satelit Telkom 1 sudah tidak berada di slot orbitnya dan ada beberapa komponen satelit yang terlepas.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini dilontarkan ExoAnalytic berdasarkan hasil pengamatan mereka yang melacak ada sejumlah puing di sekitar Telkom 1. "Bagian-bagian dari satelit (Telkom 1) telah terlepas dan satelit tidak mungkin beroperasi normal di masa depan," ujar juru bicara ExoAnalytic melalui email kepada kumparan (kumparan.com)
"Pengamatan kami dan space-track.org menunjukkan satelit tersebut hanyut dan tidak lagi berada dalam slotnya."
Telkom memang sudah mengakui kalau slot orbit Telkom 1 saat ini secara fisik kosong dan akan diisi oleh satelit Telkom 4 yang akan diluncurkan tahun depan. Tapi, Telkom tidak membenarkan jika satelitnya hancur.
Dalam memantau kondisi di sekitar Telkom 1, ExoAnalytic Solutions mengklaim memakai jaringan lebih dari 160 teleskop optik untuk memantau busur geostasioner, sabuk setinggi 36.000 kilometer di sekitar Bumi tempat sebagian besar satelit telekomunikasi berada. Teleskop tersebut dapat mendeteksi benda-benda berukuran hingga 0,4 meter.
ADVERTISEMENT
Telkom 1 sendiri sudah dinyatakan tidak dapat dioperasikan kembali atas rekomendasi dari Lockheed Martin Space Systems, selaku perakit Telkom 1. Hal ini dilakukan untuk menghindari interferensi dengan satelit lain.