Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Plagiarisme karya seni digital telah menjadi isu serius bagi ekosistem NFT . Baru-baru ini, marketplace NFT bernama Cent mengumumkan penghentian sebagian besar penjualan karena platformnya dipenuhi plagiarisme karya seni digital.
ADVERTISEMENT
Cent merupakan marketplace yang menjual NFT tweet Jack Dorsey senilai 2,9 juta dolar AS pada tahun lalu. Namun, sejak 6 Februari 2022, marketplace tersebut meghentikan transaksi di platformnya karena dipenuhi karya seni plagiat .
"Ada spektrum aktivitas yang terjadi yang pada dasarnya tidak boleh terjadi - seperti, secara hukum," kata co-founder sekaligus CEO Cent, Cameron Hejazi, kepada Reuters.
Menurut laporan Reuters, Hejazi menyoroti tiga penyebab utama hingga Cent menyetop penjualan NFT, yakni: orang yang menjual salinan NFT lain yang tidak sah, orang yang membuat konten NFT yang bukan miliknya, dan orang yang menjual set NFT yang menyerupai sekuritas.
Dia mengatakan masalah ini "merajalela", di mana pengguna "mencetak dan mencetak dan mencetak aset digital palsu".
ADVERTISEMENT
"Itu terus terjadi. Kami akan melarang akun yang menyinggung tapi itu seperti kami sedang bermain game whack-a-mole," katanya. "Setiap kali kami mencekal satu, yang lain akan muncul, atau tiga lagi akan muncul."
Meski menyetop sebagian besar penjualan NFT, Cent masih menjual NFT tweet yang mereka anggap "berharga", menurut laporan Reuters.
Ini bukan kali pertama marketplace NFT mengalami isu plagiarisme karya seni digital. Sebelumnya, marketplace NFT terbesar di dunia, OpenSea, mengatakan pada Januari lalu bahwa 80 persen NFT yang dicetak secara gratis di platformnya merupakan "karya yang diplagiasi, koleksi palsu dan spam."
Pada 2021, penjualan NFT di seluruh dunia mencapai 25 miliar dolar AS, menurut data pemantau pasar DappRadar. Sejumlah cerita kesuksesan kreator dari NFT pun telah membuat orang berlomba-lomba untuk menjual NFT mereka sendiri, meski yang mereka jual adalah aset orang lain atau spam.
ADVERTISEMENT
Pada Januari lalu, misalnya, kumparanTECH menemukan bahwa OpenSea diserbu oleh foto makanan, lemari, selfie, hingga foto KTP usai Ghozali Everyday sukses menjual koleksi selfienya di platform tersebut.