Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tensi perang dagang antara AS dan China tampaknya akan segera mereda. Buktinya, perusahaan-perusahaan asal AS disebut bakal mendapat lampu hijau untuk berbisnis dengan Huawei.
ADVERTISEMENT
Presiden Donald Trump dikabarkan siap mengeluarkan lisensi kepada beberapa perusahaan AS. Dengan lisensi tersebut, mereka diperbolehkan kembali berbisnis dengan Huawei.
Menurut laporan The New York Times yang berasal dari sumber terdekat dengan isu ini, pihak AS dan China akan mulai mengambil langkah untuk meredakan tensi perang dagang mereka pada pekan ini.
Sebelumnya, pemerintahan Trump melarang Huawei dan lusinan afiliasinya untuk berbisnis dengan perusahaan AS, dengan alasan masalah ‘keamanan nasional’ pada Mei 2019 lalu. Parlemen AS merasa cemas terkait hubungan Huawei dengan pemerintah China, dan khawatir bahwa peralatan yang mereka jual dapat digunakan untuk memata-matai negara dan perusahaan lain.
Huawei sendiri berulang kali membantah tuduhan itu.
Secara teknis, pelarangan dagang sebenarnya belum berlaku. Pemerintah AS masih menangguhkan keputusan mereka untuk memungkinkan pemasok dan pengguna produk Huawei lebih banyak waktu untuk menemukan pengaturan alternatif.
ADVERTISEMENT
Namun, tetap saja, langkah yang diambil Negeri Paman Sam itu menghalangi Huawei untuk membeli suku cadang dan mendapatkan pembaruan teknologi dari perusahaan AS, seperti Google, dengan harus meminta persetujuan terlebih dahulu kepada pemerintah AS.
Menurut laporan CNET, hingga Agustus 2019, ada lebih dari 130 aplikasi telah mengajukan lisensi ke departemen perdagangan AS untuk menjual barang-barang AS ke Huawei. Pemerintah AS mengatakan pada Juni 2019 lalu, bahwa beberapa perdagangan akan diizinkan di bawah lisensi, tapi belum ada yang dikeluarkan.
Salah satu contoh produk Huawei yang menjadi korban dari perang dagang ini adalah seri ponsel flagship terbaru mereka, Mate 30. Karena Google menarik dukungannya dari Huawei, seri smartphone tersebut tidak dibekali dengan Google Mobile Services yang membawa aplikasi inti dan bawaan Android, seperti Google Play Store dan Gmail.
ADVERTISEMENT