Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Drama Ransomware Brain Cipher: Hacker Iba Beri Kunci, Dirjen Aptika Mundur
5 Juli 2024 8:05 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Drama ransomware Brain Cipher mulai mereda. Entah apa yang merasuki pikiran para penjahat ini. Mereka memberikan kunci secara cuma-cuma untuk membuka enkripsi terhadap data-data di Pusat Data Nasional (PDN) Sementara.
ADVERTISEMENT
Sebelum itu, melalui situsnya, geng hacker menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat. Ulah mereka merepotkan banyak orang lantaran banyak layanan pemerintah maupun lembaga yang terganggu.
Langkah para geng hacker ini pun diragukan oleh sejumlah ahli keamanan siber tanah air. Ahli keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya misalnya, meminta publik jangan langsung percaya janji manis hacker.
Alfons mengingatkan bahwa geng hacker ini tidak memberikan tanggal pasti atas pernyataannya membuka enkripsi data PDNS. Dia hanya menyebutkan soal hari Rabu saja.
Dirjen Aptika Kominfo, mundur
Polemik seputar PDN sementara, berimbas pada mundurnya Dirjen Aptika Kominfo , Semuel A. Pangerapan. Di hadapan para wartawan, Semmy sapaan akrabnya mengatakan bahwa keputusannya adalah bentuk tanggung jawab moral atas gagalnya menangani ransomware.
ADVERTISEMENT
Semmy menyatakan mundur dari posisinya sebagai Dirjen Aptika Kominfo, jabatan yang dipegangnya selama delapan tahun. Surat pengunduran diri sudah diserahkan per 1 Juli 2024.
"Bagaimana pun ini tanggung jawab saya sebagai Dirjen pengampu saya mengambil tanggung jawab ini secara moral karena ini adalah masalah yang harus saya tangani," ucap dia.
Semuel dalam kesempatan sebelumnya, menyebut terdapat 210 instansi yang terdampak oleh serangan ransomware. Namun, imigrasi menjadi institusi yang paling terdampak. Menurut dia, proses pemulihan data instansi lain yang terdampak masih terus berproses.
Ransomware menjadi metode efektif bagi penjahat siber untuk mencari uang. Ini karena mereka dapat menyamarkan transaksi hingga menyembunyikan lokasi server pelaku. Tak heran program jahat tersebut akan terus berkembang menjadi varian baru.
ADVERTISEMENT
"Ransomware ini adalah pengembangan terbaru dari ransomware lockbit 3.0. Jadi memang ransomware ini kan dikembangkan terus, jadi ini adalah yang terbaru," kata Kepala BSSN Letjen TNI Hinsa Siburian dalam konferensi pers di Kantor Kominfo, Jakarta, Senin (24/6).
Dampak dari serangan server PDN cukup luas, salah satu yang paling parah, yakni soal layanan keimigrasian. Layanan imigrasi di sejumlah bandara internasional sempat terganggu. Seluruh autogate juga sempat tidak berfungsi, namun kini berangsur pulih.
Ransomware yang menyerang server PDN hampir mirip dengan varian ransomware yang menyerang Bank Syariah Indonesia (BSI) beberapa waktu lalu.
Live Update