Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi industri digital. Menurut penelitian yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company pada pekan ini, Indonesia diperkirakan memiliki rasio pertumbuhan ekonomi digital sebesar 49 persen dan nilainya mencapai 40 miliar dolar AS atau setara Rp 566 miliar.
ADVERTISEMENT
Dengan angka tersebut, Indonesia bakal menjadi negara dengan pertumbuhan dan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Posisi Indonesia di Asia Tenggara itu tidaklah mengherankan. Pasalnya, Google mencatat bahwa startup-startup di Indonesia, terutama dari sektor e-commerce, ride hailing, online travel, dan online media memiliki pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun.
“Saat ini kita menyaksikan bagaimana startup-startup Indonesia menjadi pemain tingkat regional dan bagaimana pendekatan inovatif mereka untuk memecahkan masalah lokal juga mampu merevolusi transportasi, jasa pengantaran makanan, wisata dan perjalanan, dan e-commerce di seluruh Asia Tenggara,” kata Randy Mandrawan Jusuf, Managing Director Google Indonesia, saat ditemui di Jakarta, Senin (7/10).
Menurut penelitian Google, Temasek, dan Bain & Company, sektor e-commerce dan ride hailing (transportasi online) menjadi penyumbang terbesar ekonomi digital Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Google, e-commerce di Indonesia memiliki nilai ekonomi sebesar 21 miliar dolar AS per 2019. Sektor ini memiliki pertumbuhan 12 kali lipat sejak 2015 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 88 persen, dan diperkirakan akan mencapai 82 miliar dolar AS pada tahun 2025.
Pada sektor transportasi online, Google memperkirakan bahwa sektor tersebut memiliki nilai ekonomi 6 miliar dolar AS pada tahun 2019. Raksasa teknologi asal AS itu juga mencatat pertumbuhan industri ojek online sebesar 6 kali lipat sejak tahun 2015 dengan rata-rata pertumbuhan 57 persen, menjadikan sektor ini akan mencapai nilai 18 miliar dolar AS pada 2025.
Tidak hanya e-commerce dan ride hailing, berbagai sektor industri digital di Indonesia juga memiliki pertumbuhan secara umum.
ADVERTISEMENT
Sektor online travel, misalnya, memiliki pertumbuhan dengan rasio rata-rata 19 persen dalam empat tahun terakhir. Sektor ini memiliki nilai 10 miliar dolar AS per 2019, dan diperkirakan akan meningkat hingga 25 miliar dolar AS pada 2025.
Sedangkan pada sektor online media bernilai 4 miliar dolar AS per 2019, dan diperkirakan akan meningkat hingga 9 miliar dolar AS pada 2025. Google juga mencatat pertumbuhan rata-rata 56 persen dari sektor ini sejak 2015.
Sayangnya, penelitian yang dilakukan oleh ketiga perusahaan itu belum menghitung sektor layanan jasa keuangan digital dalam empat tahun terakhir.
Meski demikian, menurut Florian Hoppe, Partner dan Leader of Asia Pacific Digital Practice Bain & Company, layanan keuangan digital memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Pasalnya, masih banyak orang Indonesia yang masih belum memiliki akun bank ataupun layanan keuangan yang mencukupi.
ADVERTISEMENT
“Terdapat kekurangan akses untuk layanan keuangan di Asia Tenggara dan ini jelas merupakan peluang bagi Indonesia, yang hanya 42 juta penduduknya memiliki rekening bank,” beber Hoppe.