ExoAnalytic: Telkom 1 Keluar Orbit dan Komponennya Terlepas

4 September 2017 7:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rancangan satelit Telkom 3S. (Foto: www.thalesgroup.com)
zoom-in-whitePerbesar
Rancangan satelit Telkom 3S. (Foto: www.thalesgroup.com)
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu yang lalu, ExoAnalytic Solutions membeberkan fakta yang mengejutkan tentang kondisi satelit Telkom 1. Perusahaan yang memantau situasi ruang angkasa untuk satelit dan benda lain di orbit itu mengatakan satelit Telkom 1 dalam posisi berantakan.
ADVERTISEMENT
Tim kumparan (kumparan.com) kemudian mencoba menanyakan langsung hal tersebut ke pihak ExoAnalytic Solutions. Perusahaan komersial tersebut membenarkan ada beberapa bagian Telkom 1 yang terpisah dari badannya, dan satelit berusia 18 tahun itu ditegaskan tidak lagi berada di slot orbitnya.
Soal bagian atau komponen yang terlepas, ExoAnalytic memprediksi hal itu bisa jadi adalah panel surya, tempat bahan bakar, atau komponen lain, karena mereka melacak ada sejumlah puing di sekitar Telkom 1.
"Bagian-bagian dari satelit (Telkom 1) telah terlepas dan satelit tidak mungkin beroperasi normal di masa depan," ujar juru bicara ExoAnalytic melalui email kepada kumparan pada Minggu (3/9). "Pengamatan kami dan space-track.org menunjukkan satelit tersebut hanyut dan tidak lagi berada dalam slotnya."
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan ExoAnalytic setelah memantau satelit Telkom 1 dengan basis sistem teknologi Space Situational Awareness (SSA) yang mereka miliki. Teknologi ini adalah jasa yang dijual kepada klien untuk memantau benda angkasa.
"ExoAnalytic memiliki sistem Space Situational Awareness (SSA) yang mencakup jaringan teleskop global yang besar. Kami menyediakan layanan SSA dan memonitor satelit untuk anomali dan mengamati anomali Telkom 1 selama operasi rutin kami," tambah ExoAnalytic.
Pernyataan yang tidak jauh berbeda telah dikeluarkan oleh CEO ExoAnalytic, Doug Hendrix, pada Kamis (31/8) lalu, yang berkata bahwa pihaknya telah melacak beberapa bagian puing ukuran besar di sekitar Telkom 1.
Jawaban dari ExoAnalytic itu sekaligus menguatkan pernyataan Telkom yang menyebutkan Telkom 1 secara "fisik" sudah tidak ada di slot orbitnya yang terletak di posisi 108 derajat Bujur Timur.
ADVERTISEMENT
"Status Telkom 1 kosong. Maksudnya, slot secara administrasi atas nama pemerintah Indonesia masih ada, tapi secara fisik kosong, makanya di-suspend untuk satelit Telkom baru," kata Direktur Utama Telkom, Alex J. Sinaga, pada Rabu (30/8) lalu.
Jumpa pers pemulihan satelit Telkom 1. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers pemulihan satelit Telkom 1. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
Dalam memantau kondisi di sekitar Telkom 1, ExoAnalytic Solutions mengklaim memakai jaringan lebih dari 160 teleskop optik untuk memantau busur geostasioner, sabuk setinggi 36.000 kilometer di sekitar Bumi tempat sebagian besar satelit telekomunikasi berada. Teleskop tersebut dapat mendeteksi benda-benda berukuran hingga 0,4 meter.
Telkom 1 sendiri sudah dinyatakan tidak dapat dioperasikan kembali atas rekomendasi dari Lockheed Martin Space Systems, selaku perakit Telkom 1. Hal ini dilakukan untuk menghindari interferensi dengan satelit lain.
Terganggu Sejak 25 Agustus 2017
ADVERTISEMENT
Pernyataan yang disampaikan ExoAnalytic dengan Telkom ini jelas berbeda jauh.
Telkom sebelumnya menjelaskan Telkom 1 mengalami anomali pada Jumat (25/8) lalu yang diklaim menyebabkan pergeseran posisi antena sehingga fungsi komunikasinya tidak berjalan dengan baik. Sebanyak 63 pelanggan yang termasuk swasta, pemerintah, dan para penyedia Very Small Aperture Terminal (VSAT), terdampak oleh gangguan ini.
Dua stasiun televisi nasional, ANTV dan Net TV, diketahui terganggu siarannya. Ribuan ATM juga mengalami offline dengan rincian 4.700 ATM BCA, 2.000 ATM Bank Mandiri, 1.500 ATM BNI, dan 300 ATM BRI.
Telkom berkata proses pemulihan satelit Telkom 1 untuk penyediaan transponder satelit pengganti, yaitu Telkom 2, Telkom 3s, dan satelit non-Telkom, telah mencapai 100 persen sesuai target yang direncanakan. Upaya pemulihan layanan satelit masih dilakukan hingga 10 September mendatang dengan melakukan penyesuaian ulang posisi antena para pelanggan satelit Telkom di Bumi.
ADVERTISEMENT