Facebook Izinkan Politikus Iklan di Aplikasi, tapi Ada Syaratnya

18 Februari 2020 20:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berbisnis di Facebook. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berbisnis di Facebook. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Facebook masih menjadi salah satu media sosial yang mengizinkan kehadiran konten iklan atau kampanye politik di platform-nya. Aplikasi itu diprediksi bakal ramai dipakai oleh politisi Amerika Serikat, karena di negara itu tak lama lagi akan menggelar pemilihan presiden dan wakil presiden.
ADVERTISEMENT
Kampanye iklan politik di Facebook, maupun di Instagram, bisa dilakukan dengan menggunakan fitur grup dan konten berbayar lewat influencer. Nantinya, influencer diizinkan untuk menandai konten dengan sub-header bertuliskan kemitraannya dengan politikus.
Namun, Facebook menekankan bahwa konten iklan politik tidak akan dikatalogkan dalam perpustakaan iklan mereka.
Kebijakan ini dibuat setelah kandidat calon presiden dari partai Demokrat, Michael Bloomberg, membayar akun-akun meme populer di Instagram untuk mengkampanyekan dirinya. Ya, ia mau mempromosikan dirinya sebagai presiden AS lewat meme kocak yang disenangi kaum milenial dan gen Z.
Facebook memang mengizinkan bisnis endorsement oleh para selebgram dan influencer di platform-nya. Hal itu juga menjadi salah satu yang membuat mustahil tidak akan ada konten politik berbayar di semua media sosial milik Facebook.
Ilustrasi Facebook Foto: Reuters/Valentin Flauraud
“Setelah mendengar beberapa kampanye, kami setuju bahwa ada tempat untuk konten bersponsor dalam diskusi politik di Facebook,” kata juru bicara Facebook, dilansir Reuters.
ADVERTISEMENT
Strategi membayar akun meme di Instagram untuk beriklan menjadi hal yang baru. Karena akun tersebut identik dengan konten bercanda dan tidak serius, sehingga menimbulkan banyak keraguan apakah kemitraan itu nyata atau tidak.
“Tidak mencantumkan iklan politik ke dalam katalog iklan, sementara kampanye Bloomberg beredar di mana-mana, akan menyebabkan kurangnya transparansi untuk semua konten yang ia bayar untuk mempromosikannya,” kata senat Elizabeth Warren.
Untuk itu, Facebook meluncurkan sub-header untuk menandai konten iklan agar pembaca tidak terkecoh. Aturan main lainnya, pengiklan juga harus mendaftarkan dirinya sebagai mitra politik melalui porses verifikasi perusahaan.
Dengan cara itu, tidak sembarangan influencer atau buzzer bisa mengiklankan konten politik. Konten iklan para politikus juga bisa dengan mudah dilacak.
ADVERTISEMENT