Facebook Stop Proyek 2 Robot karena Mereka Bicara Pakai Bahasa Sendiri

4 Agustus 2017 16:09 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Robot humanoid Wabian2 karya peneliti Univ. Waseda (Foto: REUTERS/Eugene Hoshiko)
zoom-in-whitePerbesar
Robot humanoid Wabian2 karya peneliti Univ. Waseda (Foto: REUTERS/Eugene Hoshiko)
ADVERTISEMENT
Eksperimen dua program kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) milik Facebook tidak berjalan mulus dan bahkan cenderung horor. Ketika kecerdasan buatan itu ditugaskan berdagang, kedua robot chatbot itu justru saling berkomunikasi satu sama lain dengan bahasa sendiri yang tak dikenali oleh manusia. Pembicaraan aneh mulai terjadi saat Facebook menantang chatbot-nya untuk mencoba bernegosiasi satu sama lain dalam sebuah perdagangan, mencoba bernegosiasi soal harga topi, bola, dan buku, yang masing-masing diberi nilai tertentu. Namun, Facebook langsung membatalkan eksperimennya ketika robot mulai saling melantunkan bahasa masing-masing yang sama sekali tidak dipahami oleh manusia. Menurut tim peneliti, kedua robot sudah diinstruksikan untuk mencari tahu bagaimana bernegosiasi di antara mereka, dan kemampuan barternya juga sudah ditingkatkan. Namun robot kala itu tidak diberitahu untuk menggunakan bahasa Inggris yang baik dan benar, sehingga dipercaya mereka menciptakan "steno" sendiri untuk komunikasi yang lebih efektif. Ada kebiasaan aneh dalam pembicaraan yang dilakukan kedua chatbot. Mereka terus menekan namanya sendiri dalam bernegosiasi yang diklaim bukan sekadar glitch atau kesalahan biasa. Beberapa negosiasi yang dilakukan bahkan berakhir dengan sukses.
ADVERTISEMENT
Facebook (Foto: Reuters/Philippe Wojazer)
zoom-in-whitePerbesar
Facebook (Foto: Reuters/Philippe Wojazer)
"Agen (kedua robot) akan membiasakan bahasa yang mudah dimengerti dan menemukan kode huruf untuk mereka sendiri," kata periset divisi Facebook Artificial Intelligence Research (FAIR), Dhruv Batra. "Seperti jika saya mengatakan (benda) lima kali, Anda menafsirkanya yang berarti saya menginginkan lima buah dari benda ini. Ini tidak begitu berbeda dengan cara masyarakat manusia menciptakan steno." Mike Lewis, salah satu peneliti FAIR, mengatakan perusahaan memutuskan mematikan percakapan kedua sistem kecerdasan buatannya karena mereka lebih tertarik memiliki robot yang bisa berbicara dengan orang lain, bukan karena takut atau panik seperti yang dilaporkan media lain. Kasus AI menemukan bentuk bahasa baru bukan hanya terjadi dalam eksperimen Facebook. Awal tahun ini, Google mengungkapkan bahwa AI yang digunakan untuk alat terjemahannya telah menciptakan bahasa sendiri. Perusahaan cukup senang dengan perkembangan itu dan membiarkannya terus berlanjut. Studi lain di OpenAI menemukan bahwa AI dapat didorong untuk menciptakan bahasa baru, yang membuat dirinya lebih efisien dan lebih baik dalam berkomunikasi.
ADVERTISEMENT