news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fenomena Aplikasi Berbagi Sepeda yang Lagi Hits di China

3 Juli 2017 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Parkir sepeda sewa berbasis aplikasi di China. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Parkir sepeda sewa berbasis aplikasi di China. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, negara dengan populasi terbesar di dunia, China, sedang diramaikan oleh berbagai perusahaan rintisan yang menyewakan sepeda berbasis aplikasi di beberapa titik jalan kota. Ada beberapa nama perusahaan populer yang menjalankan bisnis ini di China, yaitu Mobike, Ofo, dan Bluegogo. Ketika saya mengunjungi kota Shanghai beberapa waktu lalu untuk meliput acara Mobile World Congress Shanghai (MWCS) 2017, saya melihat langsung bagaimana beberapa titik pinggir jalan 'dikuasai' oleh deretan sepeda sewaan. Di China, terutama Shanghai, banyak warga yang memilih untuk menggunakan sepeda ketika berpergian. Apalagi, tersedia jalur sepeda untuk membuat perjalanan semakin nyaman. Hal ini membuat sepeda menjadi transportasi alternatif di sana, selain Didi Chuxing yang merupakan platform mobil panggilan terbesar di Negeri Tirai Bambu yang kedigdayaannya terbukti telah menghancurkan Uber China. Hadirnya startup seperti Mobike dan Ofo membuat kebiasaan warga dalam bersepeda menjadi lebih mudah, karena deretan sepeda itu bisa dijumpai di banyak titik jalan kota. Cara menyewa sepeda itu berbeda-beda di setiap aplikasi yang disediakan perusahaan. Semua sepeda dalam keadaan terkunci sebelum pengguna melakukan pembayaran melalui ponsel dan mendapatkan barcode atau kode angka untuk membuka kunci. Alat pengunci ditempatkan di bagian roda belakang, di bawah tempat duduk sepeda.
Sepeda sewa di Shanghai, China. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sepeda sewa di Shanghai, China. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
Bagi wisatawan asing, mungkin akan sulit untuk memenuhi rasa penasarannya menjajal layanan berbagi sepeda di China. Hal ini dikarenakan salah satu syarat menyewa sepeda harus memakai nomor ponsel China. Pembayaran sendiri hanya bisa dilakukan lewat dua platform pembayaran online dari China, WeChat dan Alipay. Sementara untuk tarif sewanya terbilang murah, setiap 30 menitnya pengguna akan dikenai biaya antara 0,5 sampai 1 yuan China (Rp 1.000 sampai Rp 2.000). Ketika memesan dan bayar, pengguna akan dikirim pesan berisi QR code yang bisa dipakai untuk membuka kunci sepeda. Saat semua sudah siap, pengguna bisa mengayuh sepeda dan memarkirkannya di mana saja. Meledaknya layanan sepeda sewa di China dimulai pada 2016 lalu, dan saat ini sudah ada sekitar 30 perusahaan yang eksis menempatkan sepedanya di pinggir jalan untuk disewa warga. Sejauh mata saya memandang, sepeda dari Mobike adalah yang paling banyak disediakan di kota metropolitan Shanghai.
Sepeda sewa berbasis aplikasi di China. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sepeda sewa berbasis aplikasi di China. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
Pencurian Sepeda dan Tantangan Sebelum berangkat ke Shanghai, saya membaca berita ada tantangan besar yang ditemukan oleh perusahaan penyedia layanan berbagi sepeda. Beredar kabar jika perusahaan-perusahaan ini merugi besar karena pencurian sepeda yang mereka sewakan, walaupun sampai saat ini masih terlihat banyak sepeda yang dijajakan. Konsep parkir di manapun dari layanan ini memang menjadi berkah bagi warga tapi juga jadi mimpi buruk. Ketika akses menyewa sepeda jadi lebih mudah karena banyak sepeda di mana-mana, tapi ini jadi tantangan besar bagi Mobike, Ofo, dan sejenisnya, untuk memerangi pencurian. QR code dan keamanan berlapis yang mereka sematkan pada alat pengunci sepeda itu ternyata bisa diretas atau diakali oleh orang iseng untuk setidaknya menggunakan layanan sewa sepeda tanpa bayar. Pada titik ini, Mobike atau Ofo punya tantangan besar dalam isu keamanan di depan mata mereka. Teknologi yang mereka bangun harus lebih kuat untuk mengatasi segala masalah keamanan.
Deretan sepeda sewa online di Shanghai, China. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deretan sepeda sewa online di Shanghai, China. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
Selain teknologi, tantangan berikutnya yang harus mereka pikirkan adalah isu ketersediaan lahan parkir. Setahun atau dua tahun pertama ini adalah masa-masa manis bagi Mobike dan Ofo yang mungkin, mendapat dukungan penuh dari pemerintah China karena layanan mereka mengatasi salah satu masalah utama negara: polusi udara. Tetapi lambat laun, lahan akan jadi masalah berikutnya bagi Mobike dan Ofo yang harus memikirkan di mana mereka harus memarkir sepeda sewaan yang jumlahnya akan semakin banyak. Sekembalinya ke Jakarta dari China, saya sulit untuk membayangkan ada layanan semacam ini di Indonesia, melihat kondisi jalan raya, terutama di Jakarta, yang tidak bersahabat untuk para pesepeda. Peperangan layanan jaringan transportasi online di Indonesia masih berkutat di antara kendaraan bermotor roda dua dan roda empat. Jika kamu dalam waktu dekat ini bisa pergi ke China, tiada salah untuk merasakan pengalaman memakai layanan berbagi sepeda ini, karena ia mungkin tidak akan hadir di Indonesia dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT