Gagal To The Heaven, Token Kripto Anak Yusuf Mansur Anjlok Terus

23 Februari 2022 12:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yusuf Mansur dan anaknya Wirda Mansur. Foto: Instagram/@wirda_mansur
zoom-in-whitePerbesar
Yusuf Mansur dan anaknya Wirda Mansur. Foto: Instagram/@wirda_mansur
ADVERTISEMENT
Harga token kripto bikinan Wirda Mansur, I-COIN, terus anjlok sejak diluncurkan pada 16 Februari 2022. Ia gagal "to the heaven" seperti yang diharapkan bapaknya Wirda, Yusuf Mansur, beberapa hari lalu.
ADVERTISEMENT
Sejak listing di sejumlah platform exchange, harga I-COIN telah terkoreksi hingga 54 persen. CoinMarketCap mencatat bahwa harga awal I-COIN adalah Rp 925 dan nilainya kini cuma Rp 424,84 per Rabu (23/2).
I-COIN sendiri merupakan token yang berjalan pada jaringan blockchain Binance Smart Chain. Menurut whitepaper-nya, proyek I-COIN meliputi metaverse, NFT, dan game play to earn (P2E).
"Sebagai pionir, saya ucapkan selamat dan InsyaAllah mudah-mudahan go, bukan cuma to the moon, tapi to the heaven," kata Yusuf Mansur dalam sebuah video promosi di akun Twitter I-COIN, Sabtu (19/2).
Menanggapi merosotnya harga I-COIN, Yusuf Mansur mengajak investor berdoa agar Allah ikut bertanggung jawab.
Token kripto buatan influencer merupakan fenomena baru di Indonesia. Token-token besutan influencer ini kemudian dipromosikan oleh kerabat dekat mereka yang juga merupakan figur publik.
ADVERTISEMENT
Sebelum Wirda Mansur dengan I-COIN, Anang Hermansyah telah lebih dulu merilis token kripto bernama ASIX. Mirip dengan Wirda yang merangkul sang ayah — yang merupakan figur publik — untuk mempromosikan token koin bikinannya, Anang juga menggandeng teman-teman artisnya, seperti Judika, untuk memasarkan ASIX.
Wirda Mansyur. Foto: Giovanni/kumparan
Promosi token kripto menggunakan figur publik, bagaimanapun, ternyata menghasilkan reaksi negatif dari netizen.
Di Twitter, I-COIN dan ASIX telah "dirujak" dan menjadi lelucon dalam beberapa pekan terakhir. Sebagian besar kritik kepada token kripto tersebut didasarkan pada cara promosinya yang mengiming-imingi lonjakan harga berkali-kali lipat (to the moon) dengan buzzword proyek kekinian, seperti metaverse dan NFT, yang sulit untuk dijustifikasi kebenarannya.
Khusus untuk I-COIN, netizen juga mempertanyakan mengapa logo token kripto tersebut sangat mirip dengan logo lama startup farmasi asal AS, Curiochips, serta klaim Wirda yang menyebut dirinya 'gaptek.'
ADVERTISEMENT
kumparan telah menghubungi Wirda untuk menanggapi isu tersebut, tetapi dia belum memberikan komentar.
Hingga kini, kedua I-COIN dan ASIX belum terdaftar dalam aset kripto yang boleh diperdagangkan di Indonesia sesuai regulasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
ASIX telah mengajukan permohonan kepada Bappebti, tetapi perizinannya belum keluar hingga kini. Sedangkan I-COIN disebut telah mempersiapkan permohonan kepada regulator tersebut.
"Proses ke Bappebti lagi persiapan. Juga silaturahmi ke beberapa menteri dan lembaga terkait. Dan tokoh-tokoh Crypto Indonesia. Insya Allah. Kami pun lagi persiapan ngopi-ngopi sama pelaku-pelaku industri masa depan ini. Insya Allah baik banget,” ujar Yusuf Mansur kepada kumparan, Selasa (22/2).