Gara-gara Ransomware, 3 Rumah Sakit di AS Berhenti Layani Pasien

5 Oktober 2019 10:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi program jahat ransomware. Foto: 8vFanI via ThinkStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi program jahat ransomware. Foto: 8vFanI via ThinkStock
ADVERTISEMENT
Tiga rumah sakit di bawah naungan DCH Heatlh System di AS terpaksa berhenti beroperasi gara-gara serangan ransomware. Hal ini menyebabkan rumah sakit tidak bisa melayani pasien, kecuali mereka yang dalam kondisi kritis.
ADVERTISEMENT
Serangan ransomware belakangan ini semakin marak dan lebih terorganisir. Ransomware adalah program jahat yang dapat mengunci data atau dokumen sehingga pengguna tidak bisa mengaksesnya. Data atau dokumen ini dijanjikan bisa dibuka jika pengguna mau membayar uang tebusan yang diminta si hacker, walau tidak ada jaminan atas hal ini.
"Seorang penjahat membatasi rumah sakit kami untuk menggunakan sistem komputer dan meminta uang tebusan yang belum diketahui," kata DCH Health System, dilansir BBC.
Ada tiga rumah sakit DCH di Alabama, AS, yang terkena dampak serangan pada 1 Oktober. Ketiganya adalah Tuscaloosa, Fayette Medical Center and Northport Medical Center.
“Kami akan mengalihkan penerimaan pasien baru, selain yang berstatus kritis, ke fasilitas lain,” kata DCH dalam sebuah keterangan.
Ilustrasi Virus Ransomware. Foto: Pixabay
Pihak rumah sakit meminta penyedia ambulans untuk mengantar para pasien ke rumah sakit sekitar di mana mereka bisa mendapatkan pelayanan maksimal. Sementara pasien lain diminta untuk membuat perjanjian dengan dokter sebelum berkunjung ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Pasien rawat jalan di salah satu dari tiga rumah sakit disarankan menelepon terlebih dahulu sebelum datang untuk kontrol. Namun, prosedur elektif dan operasi yang sudah dijadwalkan akan tetap dilanjutkan.
Serangan siber seperti ini tidak pandang bulu. Sebelumnya, hal serupa juga terjadi hingga menyebabkan pasien tidak bisa mendapatkan layanan di ratusan klinik gigi di Amerika Serikat.
Ini disebabkan oleh serangan malware ke sistem komputer pada dua perusahaan yang menyediakan jaringan internet ke seluruh klinik gigi di AS.
Karena serangan itu, seluruh saluran distribusi jaringan terkena dampak yang serupa. Alhasil, dokter gigi di klinik tidak bisa memberikan penanganan kepada pasien karena tidak bisa mengakses riwayat kesehatan atau jadwal pemeriksaan atau rontgen.
Beberapa tahun lalu, sejumlah rumah sakit di Amerika Serikat juga diserang oleh peretas dan harus membayar 17.000 dolar AS untuk meminta kembali data-datanya yang dikunci ransomware.
ADVERTISEMENT