Gaya Neneng Goenadi Setir Grab: Kerja Pakai Hati, Buka Jalan Pemimpin Perempuan

16 Mei 2023 19:01 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Februari 2019 lalu, menjadi lembaran baru bagi Neneng Goenadi. Grab Indonesia melakukan perubahan struktur manajemen kepemimpinan dan Neneng ditunjuk sebagai Country Managing Director untuk Grab Indonesia.
Perempuan lulusan Magister Bisnis Administrasi dari Cleveland State University, Amerika Serikat, ini menjadi wanita pertama yang mencantumkan dirinya di jajaran pemimpin Grab Indonesia.
Sebelumnya, Neneng pernah berkarir di perusahaan konsultasi bisnis dan teknologi, Accenture, selama 28 tahun. Posisi terakhir di Accenture adalah Country Managing Director. Berbekal pengalamannya ini, Neneng mulai mengembangkan Grab menjadi perusahaan yang inklusif, baik bagi pihak mitra, customer, maupun karyawan Grab Indonesia sendiri.
Neneng rela banting setir dari perusahaan konsultan ke Grab karena dia melihat impact yang dibuat Grab sangat nyata dan besar. Baginya, Grab telah memberikan kesempatan bagi semua orang untuk bisa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan penghasilan. Semua diwujudkan lewat misi yang Grab emban, yakni Grab for Good.
“Mereka semua, baik co-founder maupun semua yang bekerja di Grab, bekerja karena punya tujuan (purpose) yang sama, yaitu memberikan impact langsung kepada masyarakat yang ingin bekerja dan mendapatkan penghasilan. Ini yang membuat saya termotivasi untuk akhirnya join Grab,” ujar Neneng Goenadi kepada kumparan saat wawancara program Game Changer.
Di bawah kepemimpinannya, Neneng membawa Grab Indonesia menjadi perusahaan yang lebih humanis, membuat konsep yang lebih kolaboratif dalam satu payung "We are one big happy family" dengan bekerja menggunakan hati. Tidak hanya bagi internal, tapi juga bagi para mitra Grab. Neneng yakin, bekerja secara humanis dan berhati nurani dapat mempertajam kepercayaan diri, empati, dan kemampuan untuk berkolaborasi sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat.
Semboyan bekerja pakai hati dan humanis ini Neneng rasakan betul ketika pandemi menghantam Indonesia pada 2020 lalu. COVID-19 membuat roda perekonomian berhenti bergerak, para driver tak bisa membawa penumpang dan hanya menggantungkan penghasilannya pada layanan pesan antar makanan saja.
Di sisi lain, penjualan di pasar swalayan maupun tradisional berada di ambang kematian karena tak ada orang yang berani belanja ke luar rumah. Neneng bersama jajaran kepemimpinan besutannya yang didominasi perempuan akhirnya membuat terobosan baru agar pasar tetap hidup, dan para mitra Grab tetap bisa berpenghasilan.
Radita Riyanawati, salah satu pelaku UMKM di Pasar Legi yang sudah merasakan manfaat digitalisasi usahanya melalui program GrabMart. Foto: Dok. Grab Indonesia
Berbagai inovasi dihadirkan oleh Grab di tengah pandemi. Mulai dari GrabMart Pasar yang membantu para pedagang tradisional untuk dapat menjangkau customer yang berada di rumah, melengkapi armada dan driver dengan perlindungan tambahan untuk dapat terus mengantarkan penumpang dengan aman, hingga turut membantu pemerintah untuk menghadirkan sentra vaksinasi.
5.200 pedagang pasar telah bergabung di layanan GrabMart Pasar, dan terbukti mampu mendorong penjualan di pasar tradisional kembali tumbuh, bahkan lebih besar daripada sebelum pandemi. Sedangkan untuk sentra vaksinasi sendiri, secara keseluruhan Grab telah berhasil membantu membuka 54 pusat vaksinasi di 45 daerah di seluruh Indonesia, salah satunya Grab Vaccine Center di Bali sebagai pusat vaksinasi COVID-19 3-in-1 pertama di Asia Tenggara.
Tak berhenti di situ, Grab membuka kesempatan bagi anak-anak mitra Grab untuk bisa menjadi orang yang lebih sukses di kemudian hari dengan menyediakan Dana Abadi yang jumlahnya mencapai Rp 15,8 miliar per tahunnya. Ini diimplementasikan lewat pemberian beasiswa kepada 1.158 anak-anak mitra Grab maupun masyarakat umum.
Selain itu, Grab memberikan dana tunai bagi 45.000 penerima, serta dana operasional sebesar Rp 25 juta untuk pengembangan bisnis bagi 100 UMKM. Bantuan lainnya termasuk membagikan 44 unit motor listrik dan 4 unit mobil.
“Semua dirangkum dalam Hari Mitra Grab yang diselenggarakan Desember 2022 kemarin. Di samping itu, kami juga mengadakan hajatan mitra di beberapa kota. Tujuannya supaya semua mitra kami merasakan guyub dan kekeluargaannya itu kental. Kurang lebih dihadiri oleh 6.000 mitra bersama keluarga mereka,” kata Neneng.
Hasil dari kegiatan ini terlihat dari survei independen yang dilakukan bersama Indikator pada 1.000 Mitra Pengemudi GrabBike di 7 wilayah, 83,4% mengaku mendapatkan perhatian yang besar dari Grab dan 91,7% menyebut kecil kemungkinan mereka untuk pindah ke platform ojol lain.
Hasil survei juga menyebut, sebanyak 85% responden merasa bangga menjadi Mitra Pengemudi Grab dan merekomendasikan Grab bagi mereka yang punya ketertarikan untuk jadi ojek online. Ini artinya, loyalitas pengemudi mitra terhadap Grab terlihat cukup tinggi.
Neneng tampaknya tidak puas jika hanya berdampak untuk Indonesia saja, Grab harus punya andil dalam penanganan masalah dunia. Salah satunya dengan menjadikan Grab sebagai pelopor dan pemimpin layanan ride-hailing berbasis kendaraan listrik terbesar di Indonesia melalui 8.500 armada GrabElectric yang beroperasi di 8 provinsi Indonesia.
Ini dilakukan dalam rangka mendorong implementasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai serta penerapan energi hijau untuk menangani krisis iklim dan pemanasan global.

Buka jalan pemimpin perempuan

Sepak terjang Neneng di Grab tak hanya menciptakan lingkungan nyaman bagi para karyawan dengan gaya kepemimpinannya yang berwelas asih, dia juga mendorong perempuan untuk bisa tampil dan bersaing, memiliki mimpi tinggi dan berani menjadi pemimpin. Neneng ingin mendobrak stigma negatif di masyarakat yang masih memandang sebelah mata peran perempuan di dunia industri.
Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Menurutnya, perempuan justru memiliki logika dan empati yang baik yang dapat menjadi pelengkap bagi laki-laki di dunia kerja. Neneng percaya, perempuan diciptakan dengan multiperan. Artinya, perempuan bisa menjadi istri, ibu, sekaligus seorang profesional yang andal. Hal ini sudah dibuktikan berdasarkan riset yang dilakukan para peneliti di Cambridge University.
“Itu sudah terbukti berdasarkan research. Research yang terbaru itu adalah studi dari Universitas Cambridge, dimana perempuan menurut studi tersebut lebih andal dalam menempatkan dirinya di posisi orang lain dibandingkan dengan laki-laki,” kata Neneng.
Saat ini, jajaran kepemimpinan Grab Indonesia didominasi perempuan. Neneng yakin, sifat mengayomi dan rasa empati tinggi yang dimiliki perempuan tak hanya bisa menciptakan suasana nyaman bagi perusahaan, tapi juga mitra Grab dan customer.
Sebagai wujud dukungan terhadap sesama perempuan, 2022 lalu Grab menghadirkan PercayaProjex yang ditujukan untuk membantu perempuan pelaku UMKM lewat program donasi; PerempuanSemua, program mentorship yang diberikan oleh para pemimpin perempuan Grab Indonesia kepada UMKM perempuan; serta GrabAccess, program untuk memberdayakan masyarakat rentan termasuk ibu tunggal berpendapatan rendah dengan bergabung dan berkembang dalam ekonomi digital.
Neneng masih punya mimpi besar. Selain akan terus memberdayakan perempuan, dia juga ingin membawa aplikasi super Grab ini ke pelosok Indonesia, ke daerah tier-2 dan tier-3 sehingga manfaat digitalisasi dapat dirasakan berbagai lapisan masyarakat.
Cita-cita luhur ini setidaknya telah Grab wujudkan dengan menjadi superapp pelopor yang masuk ke sejumlah wilayah timur Indonesia. Wilayah-wilayah tersebut seperti Jayapura, Papua Barat (2017); Kupang, Nusa Tenggara Timur (2018); Bima, Nusa Tenggara Barat (2019); Labuan Bajo, NTT (2020); Sumbawa Besar, NTB (2021); Sepaku, Kalimantan Timur (2021); dan Kotamobagu, Sulawesi Utara (2022).
Neneng berharap, dengan melakukan digitalisasi di kota-kota kecil, ekonomi akan berputar dan bertambah besar, sehingga masyarakat di sana dapat merasakan dampak besar ekonomi digital. Warga di kota kecil tidak perlu lagi melakukan urbanisasi ke kota besar, karena mereka telah mendapatkan kehidupan layak di kota kelahirannya sendiri.
“Terus terang harapan Grab itu hanya bagaimana kita benar-benar bisa berkontribusi terhadap Indonesia, dan bagaimana Indonesia itu menjadi benar-benar maju, karena ekonomi digitalnya maju. It's from the bottom of my heart,” tutup Neneng.