Gegara 5G, Maskapai Pesawat Seluruh Dunia Batal ke AS

19 Januari 2022 18:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Boeing 777. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Boeing 777. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Maskapai penerbangan di seluruh dunia membatalkan atau mengubah penerbangan ke AS pada Rabu (19/1), menurut laporan Associated Press. Langkah ini diambil setelah sejumlah maskapai di AS memperingatkan pada hari sebelumnya bahwa penerapan jaringan 5G di dekat bandara dapat mengganggu pesawat.
ADVERTISEMENT
Pembatalan penerbangan ke AS umumnya dilakukan oleh maskapai yang mengandalkan pesawat Boeing 777. Dua maskapai penerbangan Jepang bahkan secara langsung menyebut bahwa pesawat itu sangat terpengaruh oleh sinyal 5G.
All Nippon Airways Co. Ltd., maskapai dari Jepang, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa, administrasi penerbangan federal AS (FAA) “telah mengindikasikan bahwa gelombang radio dari layanan nirkabel 5G dapat mengganggu altimeter pesawat.”
Altimeter merupakan radar yang digunakan pesawat dan helikopter untuk mengukur seberapa tinggi pesawat saat ada di langit. Ini merupakan peralatan penting untuk terbang yang memungkinkan pendaratan saat jarak pandang rendah, peringatan anti-tabrakan, dan sistem yang memperingatkan pilot ketika mereka secara tidak sengaja menjadi terlalu rendah.
Puluhan pesawat Boeing 737 MAX yang dilarang terbang terlihat diparkir di Bandara Internasional Grant County di Moses Lake, Washington, AS, Selasa (17/11). Foto: Lindsey Wasson/REUTERS
Japan Airlines Co. Ltd. juga mengatakan bahwa mereka telah diberi tahu bahwa sinyal 5G “dapat mengganggu radio altimeter yang dipasang pada Boeing 777.”
ADVERTISEMENT
“Kami akan menahan diri untuk tidak menggunakan model ini di jalur kontinental Amerika Serikat sampai kami dapat memastikan keamanannya dan kami menyesal untuk memberi tahu Anda bahwa kami akan membatalkan penerbangan yang pesawatnya tidak dapat diubah menjadi Boeing 787,” jelas perusahaan.
Keterangan serupa disampaikan oleh maskapai kompatriotnya, ANA, yang menjelaskan bahwa Boeing telah memperingatkan maskapai tentang potensi gangguan altimeter akibat 5G bagi Boeing 777.
Boeing hingga kini belum memberikan keterangan soal risiko pesawat Boeing 777 oleh jaringan internet 5G. Namun, semakin banyak maskapai yang menghindari penggunaan pesawat itu untuk perjalanan ke bandara AS yang dekat dengan sinyal 5G.
Maskapai asal Dubai, Emirates, mengumumkan bahwa mereka membatalkan penerbangan ke AS karena “kekhawatiran operasional terkait dengan rencana penyebaran layanan jaringan seluler 5G di AS di bandara tertentu.” Emirates sendiri hanya menggunakan Boeing 777 dan Airbus A380.
ADVERTISEMENT
Korean Air--maskapai penerbangan terbesar Korea Selatan--juga mengganti empat pesawat penumpang dari Boeing 777 ke 787 dan dua pesawat kargo dari 747-8 ke 747-400 pada Selasa (18/1). Juru bicara perusahaan menjelaskan bahwa mereka akan terus menghindari pengoperasian 777 dan 747-8 di bandara AS yang terkena dampak jaringan 5G.
Di sisi lain, sejumlah maskapai penerbangan seperti Qatar Airways dan Cathay Pasific Hong Kong menyebut bahwa penerbangan mereka ke AS tidak terganggu.
Ilustrasi jaringan 5G. Foto: Fabian Bimmer/Reuters
Isu gangguan pesawat karena jaringan 5G sebelumnya telah mencuat pada November 2021 lalu. Saat itu, FAA memperingatkan pita frekuensi untuk jaringan 5G yang bernama C-Band – yang terletak pada 3,7 GHz hingga 4,2 GHz – dapat mengganggu perangkat keselamatan utama di pesawat. Mereka pun memperingatkan dalam buletin keselamatan terbaru bahwa “tindakan mungkin diperlukan untuk mengatasi potensi gangguan pada elektronik pesawat yang sensitif.”
ADVERTISEMENT
Spektrum C-band telah diluncurkan di hampir 40 negara dan hingga kini belum ada kegagalan altimeter yang terjadi karenanya. Namun, karena jarak antara spektrum 5G dan altimeter pesawat di AS hanya berkisar 0,2 Ghz, maskapai tetap khawatir bahwa altimeter lama yang masih dipakai di beberapa pesawat mungkin akan terpengaruh.
Pada pekan ini, sejumlah maskapai penerbangan AS memperingatkan potensi bencana penerbangan jika perusahaan operator AT&T dan Verizon jadi menerapkan jaringan 5G di sekitar bandara pada Rabu (19/1).
Peringatan itu datang dalam surat yang ditandatangani oleh CEO maskapai seperti American Airlines, Delta Air Lines, United Airlines, Southwest Airlines serta perusahaan jasa pengiriman barang, UPS Airlines dan FedEx Express.

Penerbangan di Indonesia Aman

Beda seperti AS, di Indonesia, Menteri Kominfo Johnny G. Plate menjelaskan bahwa “pengaturan frekuensi 5G di Indonesia dapat dikatakan relatif aman” karena pengaturan spektrum 5G di Indonesia berbeda dengan AS.
ADVERTISEMENT
“Dengan membandingkan kondisi pengaturan frekuensi 5G di Amerika Serikat yang menggunakan pita frekuensi 3,7 sampai 3,98 GHz, sedangkan Indonesia pada rentang 3,4 sampai 3,6 GHz dan memperhatikan bahwa alokasi frekuensi untuk radio altimeter yang telah ditetapkan oleh radio regulations ITU internasional telecommunication Union adalah pada rentang 4,2 sampai 4,4 GHz maka pengaturan frekuensi 5G di Indonesia dapat dikatakan relatif aman,” jelas Johnny dalam konferensi pers, Rabu (19/1).
“Hal ini disebabkan tersedianya guardband sebesar 600 MHz yang membentang dari mulai frekuensi 3,6 GHz sampai dengan 4,2 GHz guna membentengi radio altimeter dari sinyal jaringan 5G,” imbuhnya.