Go-Jek Dilaporkan Raih Investasi Baru Rp 16 Triliun

4 Mei 2017 14:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aksi simpatik para sopir Gojek (Foto: Zabur Karuru/ANTARA)
Pendanaan baru terus dibutuhkan Go-Jek demi memastikan operasional perusahaan dan layanan mereka tetap berjalan. Pada bulan Mei ini, Go-Jek dilaporkan telah menerima pendanaan baru sebesar 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 16 triliun dari sejumlah investor, yang dipimpin oleh perusahaan Internet raksasa Tencent asal China. Kabar ini pertama kali datang dari Tech Crunch, yang mengutip dua sumber yanag dekat dengan perusahaan. Kesepakatan tersebut ditandatangani pada pekan lalu, dan membuat valuasi Go-Jek meroket jadi 3 miliar dolar AS. Sejauh ini belum diketahui lagi siapa-siapa saja investor yang terlibat dalam pendanaan terbaru untuk Go-Jek, namun dipercaya mereka adalah investor yang sebelumnya telah berpartisipasi di Go-Jek. Tim kumparan (kumparan.com) telah meminta konfirmasi dari manajemen Go-Jek, namun sejauh ini belum mendapat jawaban. Baca juga: Go-Jek Angkat Bicara Soal Modus Pencurian Pakai Jaket Ojek Online Go-Jek tercatat mengumpulkan pendanaan baru 550 juta dolar AS pada Agustus 2016 di mana ini membuat valuasi mereka jadi 1,3 miliar dolar AS. Alibaba dilaporkan juga sempat mengadakan pembicaraan dengan Go-Jek terkait pendanaan baru, namun pada akhirnya tidak tercapai kesepakatan di antara keduanya. Alibaba dan Tencent bersaing sengit di China, tetapi keduanya beberapa kali tercatat melakukan investasi serupa di sebuah perusahaan, seperti di startuup Didi Chuxing yang memberi layanan serupa Uber di China.
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
Go-Jek mengklaim punya 250.000 mitra pengemudi di 25 kota di Indonesia, mulai dari layanan ojek online, mobil panggilan, hingga layanan pembelian dan pengantaran makanan. Go-Jek kini bersaing dengan Uber dan Grab dalam layanan ojek online dan mobil panggilan. Go-Jek sejauh ini masih jadi penguasa untuk layanan pembelian dan pengantaran barang atau makanan. Perusahaan yang didirikan Nadiem Makarim itu juga sangat agresif dalam mengembangkan fitur pembayaran non-tunai, yang rencanannya akan diperluas pemanfaatannya untuk transaksi di luar layanan Go-Jek. Baca juga: Go-Pay Sekarang Bisa Transfer ke Rekening Bank