Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
GO-JEK Siapkan Sistem Keamanan Baru Anti-Tuyul
3 April 2018 21:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
'Tuyul' di Indonesia mempunyai dua makna. Pertama ia adalah salah satu makhluk halus yang diyakini bisa mencuri uang atas perintah pemiliknya. Kedua adalah sebuah istilah bagi sopir ojek online yang berbuat curang dalam mencari keuntungan.
ADVERTISEMENT
Curang yang dimaksud adalah mengakali layanan dengan tambahan aplikasi pihak ketiga, contoh Fake GPS, untuk mendapatkan untung lebih. Dengan Fake GPS atau tuyul, mereka bisa mendapatkan order tanpa harus berada di tempat keramaian.
Walau terdengar memudahkan mitra driver, namun penggunaan tuyul itu justru bisa merugikan mereka sendiri. GO-JEK, sebagai salah satu penyedia layanan ojek online, berupaya melenyapkan eksistensi tuyul pada platform-nya untuk menjunjung keadilan bagi para mitra pengemudinya.
Untuk menciptakan kesetaraan kesejahteraan bagi seluruh mitra driver, GO-JEK tengah mempersiapkan sistem keamanan baru di aplikasinya yang bisa mendeteksi aktivitas tuyul.
"Kita kembangin dalam beberapa bulan terakhir. Jadi driver kalau instal otomatis terdeteksi dari kantor," kata Vice President Corporate Communication GO-JEK, Michael Reza Say, kepada kumparan (kumparan.com) pada Rabu (28/3).
Sistem keamanan penangkal tuyul ini belum diluncurkan secara resmi, namun proyek ini sudah dipilotkan GO-JEK di dua kota terlebih dahulu, Bandung dan Surabaya, sebelum rilis secara nasional.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil uji coba di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, GO-JEK mengaku sistem keamanannya ini sukses membuat 70 persen mitra pengemudi menghapus tuyul dari aplikasinya.
"Berharap bulan April sudah secara nasional kita launch," tambah Michael.
Cara Kerja Sistem Keamanan Anti-Tuyul GO-JEK
Menurut Michael, sistem keamanan ini tidak langsung begitu saja memblokir aplikasi Fake GPS. Sistem akan mengirim notifikasi terlebih dahulu, meminta mitra menghapus tuyulnya dari aplikasi dalam waktu tujuh hari.
Selama tujuh hari ini, mitra driver pengguna tuyul masih bisa melayani permintaan perjalanan dari pelanggan.
Setelah lewat tujuh hari dan mitra belum juga menghapus tuyulnya, mereka bakal didiskualifikasi dari bonus perjalanan selama 14 hari. Walau masa bonus dieliminasi dan tuyul masih digunakan, para mitra ojek online masih bisa mengambil order yang datang.
Baru setelah 14 hari ini, GO-JEK baru akan menindak mitra yang nakal pengguna tuyul, dengan memberlakukan suspensi hingga pemutusan kemitraan.
ADVERTISEMENT
"(Saat) suspensi mereka bisa ajukan banding, apakah itu false alarm. Kalau banding diterima kita buka lagi. Kalau enggak (banding) langsung pemutusan mitra," tambah Michael.
Dalam sistem ini juga ada fitur flagging. Mitra sopir GO-JEK yang sebelumnya sudah ketahuan memakai tuyul akan ditandai. Ketika mereka melakukan praktik curang tuyul lagi, maka GO-JEK bakal langsung menindak tegas mereka dengan pemutusan kemitraannya tanpa pesan permintaan hapus tuyul dan diskualifikasi bonus.
"Di sistem kami bisa detect nomor mereka, jadi sekali notifikasi untuk seumur hidup. Ketika mereka instal lagi, langsung ke suspensi account. Engga bisa ambil order dan lain-lain," jelas Michael.
Kerugian Akibat Tuyul
Selain menetapkan sistem anti-tuyul, GO-JEK juga selalu mengadakan pertemuan atau kopdar dengan mitra pengemudi GO-RIDE. Pertemuan ini tidak hanya menginformasikan sistem keamanan mereka, tetapi juga sosialisasi kerugian yang ditimbulkan dari pemakaian tuyul.
ADVERTISEMENT
Michael berkata mitra pengemudi yang memakai tuyul hanya akan menurunkan reputasinya, karena pelanggan jadi dirugikan waktu. Mereka menjadi kehilangan kesempatan untuk mencari nafkah dengan jujur.
Selain itu, keamanan data si mitra menjadi terancam. Aplikasi Fake GPS dikembangkan oleh pihak ketiga, jadi ada kemungkinan mereka menyusupkan program jahat untuk mengambil data-data pribadi mitra, seperti saldo misalnya.
"Kami percaya mitra-mitra kami ini jujur. Mereka hanya tidak tahu bahwa ini (tuyul) salah. Maka dari itu kita sosialisasi sistem baru dan bicarakan "ini (tuyul) salah loh"," ucap Michael.
Walau merugikan, GO-JEK belum memiliki rencana untuk mengajak kerja sama dengan pihak berwajib. Perusahaan menilai sanksi internal dan sistem keamanan ini cukup membuat jera mitra pengemudi.
ADVERTISEMENT