Google Bakal Bayar Media Rp 14,8 Triliun untuk Konten Berita

2 Oktober 2020 14:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Google. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Logo Google. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabar baik untuk perusahaan media di seluruh dunia. Google berencana membayar 1 miliar atau sekitar Rp 14,8 triliun kepada para media di seluruh dunia untuk konten berita yang mereka hasilnya selama tiga tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
CEO Google Sundar Pichai mengatakan, biaya lisensi Rp 14,8 triliun diberikan untuk membantu media membuat dan mengkurasi konten-konten berita berkualitas tinggi. Kebijakan baru ini juga selaras peluncuran produk terbaru Google News Showcase yang akan menampilkan konten berita terbaik dari para penerbit berita.
"Google News Showcase adalah produk baru yang akan menguntungkan penerbit dan pembaca: Ini menampilkan kurasi editorial ruang redaksi yang terbaik untuk memberi pembaca lebih banyak wawasan tentang berita yang penting, dan dalam prosesnya, membantu penerbit mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan audiens mereka," kata Pichai dalam blog resmi Google.
Layanan Google News Showcase akan segera meluncur untuk perangkat Android dan iOS macam iPhone. Layanan ini diklaim akan memberikan pengalaman membaca berita online yang berbeda dengan konten jurnalisitik berkualitas.
Ilustrasi baca berita. Foto: Thinkstock
Google News Showcase akan diluncurkan pertama kali di Jerman dan Brasil, yang kemudian dirilis ke pasar lain. Penerbit berita asal Jerman yang telah bergabung di antaranya Der Spiegel, Stern, Die Zeit, Folha de S.Paulo, Band, Infobae, El Litoral, GZH, WAZ, dan SooToday.
ADVERTISEMENT
Google telah menandatangani kesepakatan dengan 200 media di Jerman, Brasil, Argentina, Kanada, Inggris dan Australia. Sementara India, Belgia, dan Belanda telah masuk dalam daftar negara untuk ekspansi setelah negara-negara lain mulai beroperasi.
Miliaran dolar AS yang dihabiskan untuk melisensikan berita adalah cara Google menunjukkan kepada penerbit berita bahwa mereka berkomitmen untuk membayar jurnalisme berkualitas tinggi dan membantu mempertahankan industri media yang sedang berjuang saat pandemi COVID-19.

Jalan panjang tagih Google bayar berita ke penerbit media

Google, bersama dengan Facebook, menjadi dua platform terpopuler di mana masyarakat dapat mengakses dan membaca berita secara gratis. Berita-berita tersebut tentu berasal dari perusahaan media. Meski berita itu laris, media tidak dapat untung dari konsumsi berita mereka di kedua platform tersebut.
ADVERTISEMENT
Google mengontrol sebagian besar kue iklan yang masuk ke penerbit di industri media. Menyusutnya pendapatan iklan telah menyebabkan ruang redaksi menyusut kecil dan sumber daya berkurang untuk menghasilkan konten berita berkualitas.
Ilustrasi google chrome. Foto: Shutter Stock
Penerbit berita telah lama memperjuangkan untuk mendapatkan kompensasi atas penggunaan konten mereka kepada Google maupun Facebook. Beberapa negara melakukan tekanan terhadap Google dan Facebook untuk berbagai pendapatan.
Komisi Persaingan dan Konsumen (ACCC) Australia menerbitkan rancangan peraturan yang memaksa Facebook dan Google untuk berbagi pendapatan yang dihasilkan dari berita yang diproduksi oleh media.
Menurut ACCC banyak perusahaan media tradisional telah lama mengeluh bahwa konten mereka dieksploitasi oleh platform digital tanpa kompensasi. Berita yang dibuat oleh media adalah bagian dari daya tarik Facebook dan Google, membantu mereka membuat pengunjung terlibat dan menyedot lebih banyak data.
ADVERTISEMENT