Google Bangun Kabel Fiber Optic Bawah Laut Sambungkan Afrika-Australia

26 Mei 2024 10:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kantor Google. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kantor Google. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Google tengah mempersiapkan pembangunan kabel serat optik bawah laut pertama yang menghubungkan benua Afrika dan Australia. Kabar ini muncul ketika para cloud hyperscaler besar bersaing memperebutkan keuntungan bisnis, dengan Google mengejar ketertinggalan dengan AWS dan Microsoft Azure.
ADVERTISEMENT
Pengumuman Google ini menyusul pemadaman listrik yang meluas di seluruh Afrika, gara-gara kerusakan kabel bawah laut. Dan bagi perusahaan yang mengandalkan konektivitas untuk memberikan layanannya kepada konsumen dan bisnis, Google jelas berupaya memanfaatkan hal ini untuk memposisikan dirinya sebagai solusi.
Jaringan kabel ini punya nama “Umoja.” Kabel barunya dimulai di Kenya dan melintasi berbagai negara meliputii:
Dari Zimbabwe, jaringan kabel serat optik ini akan mampir dulu ke Afrika Selatan, sebelum menyambung ke Australia.
Bagian terestrial dari rute jaringan kabel itu kini sudah selesai. Menurut laporan TechCrunch, Google mengatakan sedang bekerja sama dengan perusahaan bernama Liquid Intelligent Technologies untuk menggarap segmen tersebut.
Pekerjaan penyaluran kabel melintasi Samudera Hindia ke Perth, Australia, kini sedang berlangsung. Namun, kepastian waktu penyelesaiannya belum diketahui.
Jaringan Kabel Umoja Google Foto: Google
“Umoja akan memungkinkan negara-negara Afrika untuk terhubung satu sama lain dan dengan seluruh dunia,” kata Brian Quigley, VP Google Cloud untuk infrastruktur jaringan global, dalam sebuah posting blog.
ADVERTISEMENT
“Menetapkan rute baru yang berbeda dari rute konektivitas yang sudah ada sangat penting untuk menjaga ketahanan jaringan di wilayah yang secara historis pernah mengalami pemadaman listrik berdampak besar.”
Ada ratusan kabel yang membentang di lautan, samudra, dan saluran air di dunia, dan perusahaan teknologi besar, termasuk Amazon, Google, Meta, dan Microsoft, saling berebut klaim, mengaku infrastruktur FO mereka adalah yang paling besar.
Kenapa seperti itu? Alasannya sederhana: Semakin banyak kabel dan pusat data, semakin baik kualitas layanan yang dapat mereka berikan kepada pelanggan. Layanan itu meliputi streaming YouTube dengan latensi lebih rendah atau transfer data yang lebih cepat untuk perusahaan yang dibangun di atas cloud computing.