Google dan Apple Diminta Hapus TikTok dari Play Store dan App Store

30 Juni 2022 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi TikTok. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TikTok. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Google dan Apple diminta segera menghapus aplikasi TikTok dari toko aplikasi kedua perusahaan, Play Store dan App Store. Permintaan ini datang dari pemerintah AS melalui badan komunikasi dan penyiaran internasional (FCC).
ADVERTISEMENT
FCC menemukan pelanggaran data pengguna oleh TikTok. Salah seorang pejabat FCC, Brendan Carr, mengungkap aplikasi milik ByteDance itu diam-diam telah berhasil mengumpulkan data pengguna yang merupakan warga negara AS.
Bahkan, Carr tak segan menyebut TikTok tak sekadar aplikasi video singkat biasa. Ia menjuluki TikTok sebagai aplikasi ‘serigala berbulu domba’ berkat kelihaian dalam mencuri data pengguna.
Postingan Carr juga melampirkan bukti bahwa FCC sudah menghubungi masing-masing pemimpin perusahaan yang menyediakan layanan Google Play Store dan Apple App Store. Beberapa tangkapan layar yang dibagikan merupakan surat permintaan penghapusan TikTok yang ditujukan kepada CEO Google, Sundar Pichai, dan CEO Apple, Tim Cook.
Selain permohonan penghapusan TikTok, surat tersebut juga mengungkap alasan pemblokiran harus dilakukan. Bagian awal surat FCC menyoroti laporan BuzzFeed News pada awal bulan ini, yang mengungkap praktik kotor itu oleh beberapa oknum ByteDance yang merupakan induk perusahaan TikTok.
Ilustrasi TikTok. Foto: DADO RUVIC/REUTERS
Tak hanya itu, sederet bukti lain juga Carr beberkan dalam suratnya. Pada Agustus 2020 lalu, misalnya, ketika TikTok disebut melakukan pelanggaran privasi sistem operasi (OS) Android.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada Maret 2020 lalu, TikTok terungkap dengan leluasa mengakses data pribadi pengguna Apple, dengan mengambil password, pesan pribadi, dan alamat terdaftar pada dompet kripto.
Menurut Carr, baik Google maupun Apple sudah seharusnya menghapus platform China itu dan melarangnya beroperasi di negeri Paman Sam dengan alasan-alasan berbahaya yang telah dilakukan oleh ByteDance.
Google dan Apple, dikutip dari CNBC, belum memberikan tanggapan soal permintaan tersebut. Sementara Carr berharap kedua perusahaan teknologi itu bisa segera meresponsnya sebelum 8 Juli 2022 mendatang.