Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Google Hapus 300 Aplikasi Android karena Ancaman DDoS
4 September 2017 15:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Keamanan ponsel pintar yang kita miliki sangatlah penting, mengingat banyak kegiatan sehari-hari yang dilakukan lewat perangkat tersebut, termasuk kontak-kontak pribadi. Namun, gelombang serangan virus atau malware ternyata bisa datang kapan saja dan darimana saja.
ADVERTISEMENT
Dilansir Gizmodo, ada sekitar 300 aplikasi yang ditarik dari Google Play Store karena diam-diam membajak perangkat untuk melancarkan serangan program jahat DDoS (Distributed Denial of Service). Google menghapus aplikasi yang menawarkan layanan seperti ringtone dan pengolah file setelah peneliti keamanan menemukan botnet bernama "WireX" berada di dalamnya.
Malware tersembunyi di dalam aplikasi yang terinfeksi dan selama ponsel menyala maka bisa digunakan untuk serangan DDoS.
Serangan DDoS adalah salah satu jenis serangan Denial of Service (DoS), yang menyerang komputer atau server dengan cara menghabiskan sumber daya (resource) yang dimiliki oleh komputer atau server sehingga komputer dan server tidak dapat berfungsi dengan semestinya.
Bedanya dengan DoS, DDoS melancarkan serangan ini dengan menggunakan banyak host penyerang (kadang disebut zombie bot), untuk menyerang satu host target dalam sebuah jaringan.
ADVERTISEMENT
Peneliti di penyedia layanan cloud Akamai menemukan WireX setelah sebuah perusahaan terkena serangan DDoS yang melibatkan ratusan ribu alamat IP.
Google menyatakan sedang dalam proses menghapus aplikasi berbahaya itu dari perangkat yang terinfeksi, dan beberapa peneliti mengatakan ada sekitar 70 ribu perangkat di 100 negara yang terkena serangan ini. Ada beberapa serangan WireX yang meminta biaya tebusan kepada korbannya.
Saat ini peneliti dari Akami, Cloudflare, Flashpoint, Google, Team Cymru, dan lainnya bekerja sama untuk melawan serangan botnet tersebut, yang pertama kali mengudara pada 17 Agustus lalu.