Google Indonesia Akui Banyak Nomor Telepon Bisnis Hotel - Bank Dipalsukan

13 Agustus 2024 15:50 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ikon aplikasi Google Maps di smartphone. Foto: REUTERS Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ikon aplikasi Google Maps di smartphone. Foto: REUTERS Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
Dunia maya diramaikan dengan isu nomor telepon palsu profil bisnis hingga pemerintah Indonesia yang terjadi di Google Maps. Nomor telepon tersebut sengaja dipasang oleh scammer untuk melancarkan aksi penipuan siber.
ADVERTISEMENT
Google Indonesia sudah angkat bicara terkait masalah tersebut. Mereka mengakui adanya pelanggaran yang mengubah informasi kontak secara ilegal, dalam kasus ini adalah nomor telepon yang berkaitan dengan bisnis warga di Indonesia.
Google sedang berupaya memulihkan informasi kontak itu agar kembali akurat.
"Kami juga dalam proses memulihkan informasi yang akurat," tulis perusahaan di akun @googleindonesia di media sosial X, Selasa (13/10).
Kebijakan Google Indonesia menyebutkan usulan perubahan dari pengguna harus berdasarkan informasi yang sebenarnya. Google mengklaim timnya bekerja telah bekerja untuk melawan aktivitas yang melanggar kebijakan ini.

Soal Nomor Telepon Palsu Hotel - Bank di Google Maps

Sebelumnya, warganet Indonesia menemukan nomor kontak palsu terpajang pada sejumlah tempat usaha di Google Maps oleh pengguna tak bertanggung jawab. Nomor telepon yang diduga milik scammer itu terpasang di kolom alamat, bukan kolom kontak.
ADVERTISEMENT
Profil bisnis yang terdampak di antaranya perbankan, hotel, hingga kos-kosan. Akun pemerintahan pun ikut terkena imbasnya, seperti Polsek Pasar Minggu dan Kantor Imigrasi.
Google Maps memang membuka para pengguna untuk melakukan perubahan informasi tempat di platform peta digital tersebut. Mekanisme ini disebut user generated content (UGC).
Pengguna dimungkinkan untuk mengubah atau menambahkan informasi yang diinginkan, termasuk nomor telepon, pada profil bisnis di Google Maps melalui tombol 'Suggest an edit'. Celah ini yang mungkin dimanfaatkan scammer untuk melancarkan aksi penipuan online.
Namun, para penjahat siber ini memilih untuk menambahkan nomor telepon palsu di kolom alamat ketimbang kolom kontak. Harapannya korban mudah terkecoh, mengingat kolom alamat terpasang paling atas.
Korban yang mengontak nomor telepon palsu itu akan disambut oleh pelaku yang menyamar sebagai pemilik bisnis. Aksi rekayasa sosial (social engineering) akan dilancarkan penipu, menjebak korban untuk mentransfer sejumlah uang.
ADVERTISEMENT