Google Mau Luncurkan Proyek Atasi Kemacetan Jakarta Tahun 2023, Apa Itu?

7 Desember 2022 19:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Google for Indonesia 2022. Dari kiri ke kanan: Yossi Matias, VP of Engineering and Research Google, Galuh Rohmah Strategic Partner Development Manager Geo Google Indonesia, Emanuel Kristanto, Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dishub DKI Jakarta. Foto: Farren Sahertian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Google for Indonesia 2022. Dari kiri ke kanan: Yossi Matias, VP of Engineering and Research Google, Galuh Rohmah Strategic Partner Development Manager Geo Google Indonesia, Emanuel Kristanto, Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dishub DKI Jakarta. Foto: Farren Sahertian/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Google mengumumkan kerja sama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta lewat Project Green Light. Kerja sama ini dilakukan untuk membantu mengurangi kemacetan dan polusi udara di ibu kota.
ADVERTISEMENT
Menurut penjelasan Galuh Rohmah Strategic Partner Development Manager Geo Google Indonesia, tim peneliti perusahaan akan memberikan rekomendasi kepada Pemerintah DKI Jakarta untuk mengoptimalkan pengaturan waktu lampu lalu lintas untuk mengurangi lalu lintas yang tersendat.
“Lampu lalu lintas di persimpangan A lampu merahnya bisa dipercepat 10 detik karena di jam sekian kurang optimal apabila sekian detik. Seperti itu rekomendasi yang akan kita berikan kepada Tim Dishub,” jelas Galuh dalam acara Google for Indonesia, Rabu (7/12).
Datanya sendiri didapatkan berdasarkan data lalu lintas anonim dan data mobilitas masyarakat berbasis Android.
“Project Green Light menggunakan AI untuk mengoptimalkan lampu lalu lintas di persimpangan di seluruh dunia, guna membantu meminimalkan kemacetan dan polusi yang ditimbulkannya,” jelas Yossi.
ADVERTISEMENT
Vice President Engineering and Research Google, Yossi Matias menyampaikan paparannya dalam pembukaan forum Digital Innovation Network (DIN) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (3/9/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Seperti yang diketahui, transportasi di Indonesia menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 28 persen pada tahun 2018. Tak hanya berkontribusi kemacetan, lanjut Galuh, kualitas udara dan kualitas hidup masyarakat akan berpengaruh. Karena itu teknologi ini bisa mempengaruhi lampu lalu lintas yang kurang optimal.
Proyek ini sebelumnya telah diimplementasi di Bangalore, India. Hasilnya terjadi penuruan kemacetan sebesar 20 persen. Jakarta sendiri akan menjadi yang pertama merasakan teknologi ini pada tahun 2023.
Ilustrasi macet Foto: Antara/Raisan Alfarisi
Sementara itu, Emanuel Kristanto, Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dishub DKI Jakarta mengaku sudah menggunakan data dari Google Maps untuk optimasi kemacetan di jalan raya.
“Data dari kondisi lalu lintas di Google Maps, traffic light ditandai dengan warna berbeda sudah kita mencuri-curi data dari situ. Mana simpang-simapng yang merah. Kita lakukan optimasi di situ,” tandas Emanuel.
Emanuel Kristanto, Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dishub DKI Jakarta. di acara Google for Indonesia 2022. Foto: Farren Sahertian/kumparan
Tentunya kerja sama non-komersial bersama Google ini, disambut dengan baik oleh pihak Dishub. Emanuel berharap kerja sama ini terus bisa berlanjut, tak hanya dalam mengatasi kemacetan di persimpangan saja.
ADVERTISEMENT
“Harapan kami tidak berhenti di beberapa persimpangan saja, kami juga minta kerja sama ini tetap terus berlanjut dan akan mengakses bagian besar persimpangan di seluruh Jakarta,” tutupnya.