Grab dan Go-Jek Tingkatkan Ekonomi Digital Asia Tenggara

26 November 2018 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengemudi Go-Jek dan Grab. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengemudi Go-Jek dan Grab. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Layanan transportasi online yang dihadirkan Go-Jek dan Grab di Asia Tenggara menjadi salah satu sektor penyokong pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara. Pasar di industri ini kian meningkat setiap tahunnya, apalagi dengan berbagai layanan lain di luar transportasi yang mereka hadirkan.
ADVERTISEMENT
Menurut riset terbaru yang dilakukan Google dan Temasek, pada tahun 2018 ini nilai ekonomi digital di sektor ride-hailing mencapai 5,7 miliar dolar AS atau setara Rp 82,5 triliun, sementara pesan-antar makanan mendapatkan 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 28,9 triliun. Angka-angka tersebut diprediksi akan meningkat pada tahun 2025, dengan sektor transportasi online menjadi 20 miliar dolar AS dan 8 miliar dolar AS untuk layanan food delivery.
Layanan transportasi panggilan memiliki peluang yang besar untuk terus tumbuh, dengan mempertimbangkan bahwa lebih dari 80 persen pengguna internet Asia Tenggara belum aktif menggunakannya.
Aksi GoJek di Palembang dalam rangka Pawai Bendera HUT TNI ke-73 di Palembang, Sabtu (29/9/2018). (Foto: Adhim Mugni M/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi GoJek di Palembang dalam rangka Pawai Bendera HUT TNI ke-73 di Palembang, Sabtu (29/9/2018). (Foto: Adhim Mugni M/kumparan)
Penelitian yang dilakukan sejak 2016 ini juga mencakup rincian tentang kawasan Asia Tenggara yang menjadi medan pertarungan dua perusahaan transportasi online, Grab dan Go-Jek.
ADVERTISEMENT
Sejak Grab mengakuisisi bisnis lokal Uber pada awal tahun ini, persaingan bisnis transportasi online di Asia Tenggara menjadi menarik. Grab dan saingan dekatnya, Go-Jek, telah mengalami pertumbuhan yang signifikan, menurut laporan tersebut.
Jumlah pengguna harian layanan transportasi online mereka pada 2018 naik ke angka 8 juta dari 1,5 juta dolar AS pada 2015. Sementara pengguna bulanannya tumbuh menjadi 35 juta pengguna dari 8 juta pengguna dengan periode waktu sama, yang berarti tumbuh empat kali lipat dalam tiga tahun.
Aplikasi GOJEK dan Grab. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi GOJEK dan Grab. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
Pertumbuhan ini merupakan pertanda baik untuk Grab dan Go-Jek, yang sedang mengembangkan bisnis di kawsan Asia Tenggara. Setelah Vietnam, Go-Jek saat ini tengah berjuang untuk ekspansi di beberapa negara Asia Tenggara lain, seperti Singapura dan Thailand.
ADVERTISEMENT
Sementara, Grab sudah beroperasi di delapan negara Asia Tenggara, yakni Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja.
Pada tahun 2025 mendatang, riset tersebut memprediksi pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara akan mencapai 240 miliar dolar AS atau sekitar Rp 3.490 triliun.
Kembangkan layanan keuangan
Selain transportasi online dan pesan-antar makanan, layanan lain yang bakal ikut berkembang adalah pembayaran digital. Go-Jek dan Grab sudah menawarkan solusi ini, masing-masing melalui Go-Pay dan GrabPay, yang cepat diadopsi oleh penggunanya karena kenyamanan, kemudahan, dan manfaat.
Mereka juga telah mengumumkan rencana untuk menawarkan berbagai pengembangan fitur layanan keuangan online, termasuk transfer uang, pinjaman pribadi, produk investasi, hingga layanan asuransi. Semua bertujuan untuk merangkul pengguna internet Asia Tenggara di ruang layanan keuangan online yang masih belum tersentuh.
ADVERTISEMENT