Grab Resmi Akuisisi Bisnis Uber di Asia Tenggara

26 Maret 2018 9:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan transportasi online, Grab. (Foto: Grab)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan transportasi online, Grab. (Foto: Grab)
ADVERTISEMENT
Sah! Akhirnya kesepakatan terjalin antara dua perusahaan transportasi online besar, Uber dan Grab. Uber, resmi mengumumkan telah mencapai kata sepakat untuk menjual bisnis dan operasionalnya di Asia Tenggara kepada sang kompetitor, Grab.
ADVERTISEMENT
Dengan kesepakatan ini, maka Grab berhak mengambilalih seluruh operasional Uber di kawasan Asia Tenggara, termasuk Uber Eats. Sebagai bagian dari kesepakatan, Uber jadi pemegang saham di Grab sebesar 27,5 persen.
Logo Uber (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Uber (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
Pengumuman ini juga mengakhiri rumor yang beredar belakangan ini mengenai rencana Uber tersebut, yang sempat dibantah oleh CEO Dara Khosrowshahi saat berkunjung ke Asia beberapa waktu lalu.
Asia Tenggara, termasuk Indonesia, memang ladang bisnis yang menggiurkan untuk layanan transportasi online. Namun, sulitnya Uber menghadapi kompetitor seperti Grab dan Go-Jek sepertinya membuat mereka menyerah dan memutuskan untuk berfokus di kawasan lain.
Langkah ini sebenarnya bukan yang pertama kali dilakukan Uber. Sebelumnya, Uber juga melakukan hal yang sama ketika menjual bisnisnya di China ke perusahaan transportasi online lokal, Didi Chuxing, pada 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
Uber sepertinya cukup senang dengan strateginya itu, karena mereka masih bisa tetap menghasilkan uang di pasar yang sulit ditaklukkan.
Kabar akuisisi operasional Uber di Asia Tenggara oleh Grab sendiri telah tersiar sejak Uber baru mendapatkan kucuran dana dari SoftBank Group senilai 7,7 miliar dolar AS dan membuat perusahaan asal Jepang itu memegang sekitar 15 persen sahamnya.
SoftBank juga adalah salah satu investor Grab.
Dengan mundurnya Uber di Asia Tenggara, maka persaingan layanan transportasi online di Indonesia akan berpusat di dua pemain besar, Grab dan Go-Jek. Untuk kawasan luar Indonesia, Grab berkuasa karena Go-Jek sejauh ini baru beroperasi di Indonesia saja.
Aplikasi GOJEK dan Grab. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi GOJEK dan Grab. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
Persaingan diyakini akan berlangsung sengit, itu karena Go-Jek baru saja mendapatkan suntikan dana besar yang mencapai angka 1,2 miliar dolar AS (atau setara Rp 16 triliun) dalam putaran pendanaan yang dilakukan Google, Blibli, Astra, Tencent, KKR, Temasek Holding, dan Meituan-Dianping.
ADVERTISEMENT
Siapakah yang akan berjaya?