Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Grab Tanggapi Keputusan Mundur Badrodin Haiti dari Komisaris Utama
21 Februari 2017 8:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Setelah mantan Kapolri Badrodin Haiti mundur dari posisi komisaris utama di Grab Indonesia, perusahaan penyedia aplikasi jaringan transportasi online itu akhir merilis pernyataan resmi menanggapi langkah tersebut.
Grab menyatakan bahwa pembicaraan perusahaan dengan Badrodin untuk diangkat menjadi komisaris utama Grab Indonesia sudah terjadi sejak bulan November 2016. Rapat umum pemegang saham Grab Indonesia kemudian menyetujui pengangkatan Badrodin di posisi tersebut, yang kemudian diumumkan kepada publik.
Namun, di bulan November pula, Badrodin diumumkan menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Waskita Karya, sebuah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi.
Dalam pernyataan resmi, Grab mengatakan ada ketentuan BUMN yang tidak membolehkan direktur atau komisaris untuk merangkap jabatan di perusahaan lain. Ini menjadi alasan utama Badrodin untuk mundur dari posisi komisaris utama Grab Indonesia.
“Tentunya Grab Indonesia dan Bapak Badrodin Haiti akan mematuhi seluruh peraturan yang berlaku dan sepakat untuk melakukan penyesuaian dan reposisi yang diperlukan,” tulis Grab dalam pernyataan resmi.
Saat ditemui kumparan di Istana Kepresidenan, Jakarta, 17 Februari lalu, Badrodin memang mengatakan posisinya di Wakita Karya tidak membolehkannya rangkap jabatan komisaris utama di perusahaan swasta. “Atas dasar itu, saya membatalkan kesepakatan dengan Grab," ujar Badrodin kala itu.
Namun, hal ini tak membuat Badrodin “pergi” sepenuhnya dari Grab. Perusahaan yang berbasis di Singapura itu berkata Badrodin “secara pribadi akan tetap mendukung Grab Indonesia untuk maju dan semakin berkembang di Tanah Air sebagai Senior Advisor untuk Grab Indonesia.”
Grab saat ini bersaing ketat dengan Gojek dan Uber dalam layanan mobil dan motor panggilan.
Pendiri sekaligus CEO Grab, Anthony Tan, mengatakan Indonesia adalah pasar terbesar dan “kesempatan terbesarnya.” Untuk memenangkan kompetisi, Grab telah menyatakan komitmen untuk investasi di Indonesia sebesar 700 juta dolar AS di Indonesia selama empat tahun ke depan.
Dana itu bakal digunakan untuk merekrut tim pemrogram peranti lunak, serta membangun pusat riset dan pengembangan teknologi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar Indonesia.
ADVERTISEMENT