Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Gugur di Game StarCraft II, Indonesia Gagal Tambah Medali eSports
30 Agustus 2018 21:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Memasuki hari kelima kompetisi cabang olahraga eSports Asian Games 2018 , Indonesia tak kunjung menambah perolehan medali, sejak terakhir disumbangkan oleh atlet Ridel Yesaya Sumarandak melalui game Clash Royale pada Senin (27/8) lalu.
ADVERTISEMENT
Setelah kompetisi game Arena of Valor (AOV) dan League of Legends menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, Indonesia kembali belum bisa berbicara banyak di game StarCraft II.
Pertandingan cabang olahraga eSports game StarCraft II diselenggarakan di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Kamis (30/8). Indonesia diwakili oleh atlet Nyoman Arie Pranasakti.
Arie, yang menggunakan nickname Jaquelton ini, harus mengakui keunggulan Shahriar Shaki alias DeMiGoD yang mewakili Iran. Pria asal Banten ini harus menelan pil pahit karena pada ronde pertama harus gugur dengan skor telak 0-3.
Pertandingan game StarCraft II menggunakan format pertandingan Best of Five (BO5). Selain itu, tidak ada babak lower bracket yang memberikan kesempatan pemain yang kalah untuk bermain kembali.
ADVERTISEMENT
Kategori game ini diikuti oleh delapan negara, yakni Korea Selatan, Thailand, Indonesia, Iran, China Taipei, Sri Langka, Vietnam dan Kazakhstan. Mereka saling berduel satu lawan satu untuk memperebutkan medali emas.
Game bergenre real-time strategy (RTS) ini menyajikan gaya permainan mirip catur. Di StarCraft II, Pemain ditugaskan membangun markas, dinding pertahanan, hingga pasukan melalui sumber daya yang tersedia, dengan tujuan menghancurkan semua yang sudah dibangun musuh.
StarCraft II diciptakan dan diterbitkan oleh studio game Blizzard pada Juli 2010. Karena banyak gamer yang memainkannya, Blizzard masih terus mengembangkan konten tambahan untuk game bertema fiksi ilmiah ini.
Indonesia berharap di game Hearthstone dan Pro Evolution Soccer (PES) 2018
Indonesia masih berpeluang untuk menambah medali dari cabang eSports Asian Games 2018. Ada dua game tersisa yang akan dipertandingan: Hearthstone pada Jumat (31/8) dan Pro Evolution Soccer (PES) 2018 pada Sabtu (1/9).
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi eSports Indonesia (IeSPA), Eddy Lim, menjelaskan Indonesia memiliki peluang yang bagus untuk meraih prestasi terbaik di tiga game yang dipertandingkan, yakni Hearthstone, Clash Royale, dan game sepak bola digital PES 2018.
"Kita harap si ada di cabor game Hearthstone, Clash Royale ini karena juga masih baru dan peta kekuatan masih belum terbentuk, kemudian yang terakhir PES. Nah ketiga itu saya harapkan akan menghasilkan medali terbaik," kata Eddy saat dihubungi kumparan beberapa waktu lalu.
Sejauh ini, hasil terbaik dari cabang eSports bagi Indonesia masih dipegang oleh Ridel Yesaya Sumarandak yang berhasil mencetak sejarah dengan meraih medali emas perdana bagi Indonesia melalui game Clash Royale.