Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Membeli smartphone adalah urusan yang rumit dan dilematis, karena ia adalah alat yang bakal kita andalkan setiap hari. Memilih smartphone layaknya mencari teman yang akan kita bawa setiap hari.
Masalah bakal lebih rumit kalau kamu ingin membeli smartphone second (bekas). Bukan hanya persoalan spesifikasi yang perlu kamu perhatikan, tetapi juga kondisi barang dan kelengkapan lain yang dibutuhkan.
Jika kamu pintar memilih, membeli smartphone second akan terasa seperti membeli smartphone baru. Kalau tidak, kamu mungkin akan kecewa karena perangkat yang kamu pilih tidak sesuai dengan ekspektasi yang kamu bayangkan.
Lalu, apa saja sih yang perlu diperhatikan saat membeli smartphone? kumparanTECH telah merangkum tips membeli smartphone second. Simak tipsnya berikut ini.
1. Lihat Kebutuhanmu dan Budget yang Tersedia
Langkah awal membeli smartphone second pada dasarnya sama seperti membeli smartphone baru. Kamu harus melihat budget yang kamu punya dan kebutuhan apa yang kamu perlukan.
Pertama, tentukan spesifikasi minimum yang kamu perlukan: mulai dari layar, prosesor, hingga RAM, memori internal, dan kapasitas baterai. Lalu, bandingkan smartphone second yang kamu mau dengan smartphone second lain dengan range harga yang mirip.
Jangan lupa untuk bandingkan dengan spesifikasi yang ditawarkan smartphone baru. Jika kamu mau membeli smartphone bekas yang punya spesifikasi mirip dengan smartphone baru, meski harganya lebih murah, kamu mungkin rugi karena masa garansinya telah habis.
Smartphone yang telah digunakan biasanya akan turun harga jualnya ketika seri terbaru telah keluar. Misalnya, jika kamu ingin membeli Galaxy S10 second, harganya akan lebih murah ketika Galaxy S11 telah dirilis.
2. Periksa Barang dengan Teliti dengan Beli Langsung
Setelah menentukan budget dan kebutuhanmu, kamu perlu meneliti produk yang kamu incar. Bisa dibilang, seni membeli produk second ada pada ketelitianmu dalam memeriksa kondisinya.
Beberapa penjual smartphone second saat ini telah menawarkan metode pembelian online. Namun, kamu harus sebisa mungkin membelinya secara langsung agar mengetahui kondisi barang seutuhnya.
Dengan membelinya secara langsung, kamu bisa mengetahui kekurangan yang dihasilkan dari pemakai sebelumnya. Pastikan bahwa kekurangan tersebut masih bisa ditolerir untuk penggunaanmu nanti.
Kamu juga perlu memperhatikan aspek legal dari smartphone yang kamu beli. Karena saat ini ada peraturan IMEI , kamu harus mengecek apakah IMEI dari smartphone yang kamu mau sudah legal atau tidak.
Untuk melihat legalitas IMEI, kamu bisa cek di situs web ini: kemenperin.go.id/imei.
3. Cek Kelengkapan Aksesori
Sebisa mungkin, pilih perangkat dengan aksesori yang masih lengkap dan orisinal. Kelengkapan aksesori ini mulai dari charger, earphone, hingga kotak perangkat.
Jangan lupa untuk mencoba apakah aksesoris tersebut berfungsi atau tidak.
Kelengkapan aksesori ini bakal mempermudahmu untuk menjual perangkat tersebut nantinya, jika kamu ingin menjualnya lagi. Produk yang tidak lengkap biasanya akan dihargai lebih murah ketimbang produk yang lengkap.
Produk yang aksesorinya lengkap juga menjadi tanda bahwa smartphone yang kamu beli bukanlah hasil curian. Selain itu, beberapa fitur smartphone hanya akan kompatibel dengan aksesori bawaannya, seperti fitur pengisian daya cepat (fast charging).
4. Pikirkan Update Software
Meski terlihat sepele, pikirkan keberlanjutan update software dari smartphone bekas yang kamu mau. Faktor terpenting dari hal ini adalah keamanan data, karena beberapa vendor biasanya akan memberikan update software jika mereka menemukan bug atau celah keamanan terbaru.
Apple menjadi salah satu vendor yang konsisten dalam meng-update software perangkat mereka. Jika kamu ingin membeli iPhone second, pastikan bahwa perangkat tersebut masih mendapatkan update iOS 11 atau iOS 12 pada tahun depan.
Sayangnya, untuk smartphone Android, beberapa vendor kurang memperhatikan update software untuk perangkat lamanya.