Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
PING!!
PING!!
PING!!
Kata ini akan menjadi kenangan manis bagi pengguna aplikasi pesan instan BlackBerry Messenger (BBM). Tidak terasa akhirnya waktu penutupan aplikasi BBM telah tiba.
ADVERTISEMENT
Hari ini, 31 Mei 2019, menjadi hari terakhir beroperasinya layanan BBM. Artinya, mulai 1 Juni besok aplikasi BBM sudah tidak bisa diakses lagi dan para pengguna lebih baik sudah memiliki alternatif aplikasi pesan lain.
BBM memiliki kenangan yang manis bagi penggunanya di Indonesia. Aplikasi pesan ini sempat menghiasi dunia perpesanan Tanah Air, sebelum WhatsApp dan kawan-kawan mulai menggantikan fungsinya.
Layanan BBM diluncurkan pertama kali pada 1 Agustus 2005. Gary Klassen menjadi sosok penting lahirnya BBM yang saat itu hanya bisa dipakai secara di untuk perangkat BlackBerry yang diproduksi oleh Research In Motion, yang sekarang dikenal sebagai BlackBerry Limited.
Pada saat itu BBM sudah membawa fitur PIN, di mana untuk saling berhubungan setiap pengguna harus memasukkan nomor PIN. Fitur lainnya yang sudah tersedia termasuk obrolan grup, ketersediaan status kontak lain, melacak status pengiriman pesan, transfer file, dan fitur "PING" yang terkenal serta masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Kemudahan dan sejumlah fitur-fitur yang ditawarkan menjadi alasan aplikasi BBM banyak disukai, bahkan adanya BBM menjadi alasan utama orang-orang membeli perangkat BlackBerry.
Terguncang karena Android dan iPhone
Eksklusivitas BBM yang hanya bisa digunakan pada perangkat BlackBerry menjadi senjata makan tuan. Kehadiran smartphone Android dan iPhone membuat pamor BlackBerry dan layanan andalannya, BBM, menurun.
Banyak aplikasi pesan instan pesaing BBM yang beredar untuk Android dan iOS, seperti WhatsApp dan LINE. Mereka mengeksploitasi fitur-fitur yang tidak dikembangkan oleh BBM. Aplikasi pesaing tersebut mengisi kekosongan tersebut dengan menghadirkan aplikasi pesan lintas platform. Para penggunanya pun seiring langkah melakukan 'hijrah'.
Menurut laporan Bloomberg pada 2012, pangsa pasar BBM di Indonesia masih mencapai 37 persen. Saat itu baru muncul beberapa aplikasi pesan lain, yakni WhatsApp pada 2009 dan LINE pada 2012.
ADVERTISEMENT
Ingin bangkit, akhirnya BBM mengalah pada keadaan. Ia mulai terbuka dengan platform lain. Pada 2013, BBM meluncur untuk perangkat Android dan iPhone. Saat awal kemunculannya, BBM lintas platform mendapat sambutan hangat.
Seminggu setelah peluncuran, BBM berhasil menambah 20 juta pengguna baru dan memiliki jumlah pengguna aktif 80 juta saat itu. Tapi di saat yang bersamaan, WhatsApp telah mencapai 300 juta pengguna aktif dan membuat BBM jauh tertinggal.
Sempat vakum, kabar mengejutkan terjadi pada tahun 2016, BlackBerry memberikan lisensi software dan hak kekayaan intelektual BBM kepada korporasi PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek Group) dengan kontrak senilai 207,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,9 triliun.
Kerja sama ini membuat, aplikasi BBM dikelola oleh Creative Media Works, sebuah divisi di Emtek Group. BBM mulai berbenah dengan menambahkan fitur-fitur baru, tetapi itu semua tidak bisa menaikkan pamor BBM kembali.
ADVERTISEMENT
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Akhirnya pada April 2019, BBM resmi mengibarkan bendera putih. Keputusan penghentian beroperasinya BBM dilandasi alasan bisnis yang sudah tidak menguntungkan lagi. Saat ini BBM semakin ditinggal pengguna. Mereka beralih menggunakan aplikasi pesan yang lain seperti WhatsApp, LINE, atau Telegram.
"Namun, tak dapat dipungkiri, industri teknologi begitu dinamis. Walau kami telah mengerahkan berbagai upaya, banyak pengguna memilih beranjak ke platform lain, sementara pengguna baru sulit untuk didapat," tulis pihak Creative Media Works, dalam blog resmi BBM.
BlackBerry Limited di Kanada menyayangkan keputusan Emtek yang menyetop layanan BBM untuk konsumen. Tapi BlackBerry Limited tak menyerah begitu saja dalam bisnis aplikasi pesan instan. Mereka bertaruh lagi dengan meluncurkan aplikasi BBM yang baru bernama BBM Enterprise, atau disingkat BBMe.
ADVERTISEMENT
Aplikasi baru BBMe sudah dapat diunduh dari Google Play Store di Android dan akan segera hadir di Apple App Store. BBMe berbeda dengan BBM untuk konsumen. Pengguna BBMe akan dikenakan biaya berlangganan selama enam bulan sebesar 2,49 dolar AS atau sekitar Rp 34 ribu. Namun, BlackBerry memberikan promo gratis untuk satu tahun pertama penggunaan BBMe.
Apakah BBMe bisa kembali membawa kejayaan BBM saat masa-masa indah dulu?
Tampaknya sulit.