Heboh Perempuan Resign Gara-gara Lelah Punya 600 Grup Chat Kantor

25 Januari 2024 7:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi aplikasi WeChat. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aplikasi WeChat. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang perempuan berusia 33 tahun menghebohkan media sosial China. Kisah si wanita yang mengundurkan diri dari pekerjaannya karena lelah kebanyakan grup chat kantor menjadi pemicu diskusi online netizen lokal secara masif.
ADVERTISEMENT
Namanya Tang Ying, seorang desainer di sebuah perusahaan properti di Beijing, China, selama empat tahun. Di kantornya dia bergabung dengan lebih dari 600 grup chat pekerjaan di WeChat, aplikasi super (super-app) populer di China yang punya layanan pesan instan, media sosial, sampai pembayaran.
Ying menjadi viral karena keputusannya memilih resign demi bisa berhenti bekerja dan keluar dari ratusan grup WeChat yang membuatnya stres. Proses keluar grup chat itu sendiri memakan waktu sampai 3,5 jam.
Dilansir China Daily, kisah Ying yang unik ini menarik perhatian lebih dari 160 juta netizen di Sina Weibo, media sosial mirip X di China, per Desember 2023. Ying mengaku banyak warganet bersimpati kepadanya.
Ilustrasi resign dari perusahaan. Foto: Getty Images
Perempuan asal Nanchong, Provinsi Sichuan, itu merasa tidak puas dengan tuntutan pekerjaannya. Dia kesulitan menemukan motivasi dalam pekerjaannya, meski gaji bulanannya sekitar 20.000 sampai 30.000 yuan (sekitar Rp 44 sampai Rp 66 juta).
ADVERTISEMENT
Di perusahaan tempatnya bekerja, Ying bertanggung jawab mengawasi desain interior beberapa properti komersial. Tekanan dalam mengelola beberapa pusat perbelanjaan disebutnya berdampak buruk pada kesehatan dan kesejahteraannya.
“Saya tidak berani mematikan telepon karena saya tidak mampu mengabaikan pesan grup, khawatir kehilangan informasi penting dapat mempengaruhi pembukaan toko baru,” kata Ying.
Grup WeChat biasanya dibuat ketika ada toko baru yang dibuka, anggotanya terdiri dari staf mal, personel manajemen properti dan pemadam kebakaran, teknisi AC, pemilik toko, dan pekerja dekorasi. Dari satu grup ke grup lain, Ying terus dibombardir notifikasi terkait pekerjaan yang membuatnya merasa seperti robot, tidak mampu memiliki pikiran dan perasaannya sendiri.
Ilustrasi aplikasi WeChat. Foto: Shutterstock
Merasa lelah dan kehabisan tenaga, Ying memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan kembali ke kampung halamannya di Sichuan. Dia mengatakan kakek dan neneknya menyambutnya dengan tangan terbuka, dan menikmati kesederhanaan dari masakan rumahan yang terbuat dari bahan-bahan segar.
ADVERTISEMENT
Ying menjalani kehidupan di desa yang berjarak 30 kilometer dari kota Nanching. Dia juga memutuskan mulai berbisnis jualan sosis buatan sendiri dan daging yang diawetkan secara online.
Dengan dukungan keluarga, dia mendirikan fasilitas pengolahan kecil di halaman belakang rumah kakek dan neneknya. Sang ayah membangun rumah asap menggunakan kayu dari pohon cedar lokal, dan Ying berencana menciptakan merek baru untuk produk dagingnya yang diawetkan.